Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Nasib, di Antara Keinginan dan Impian

4 Mei 2019   14:52 Diperbarui: 4 Mei 2019   15:01 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang modar-mandir bak kebingungan di dalam lamunanya, oh, yang sedang bertanya pada malam-malamnya? Akankah jari akan tetap sama, menikmati setiap untaian kata dari imajinya? Uttuk itu mengalairlah saja walaupun hanya dalam kata. Duduk didalam ketiada artian akankah kenikmatan akan berlanjut esok pagi? Rembulan datanglah engkau tanpa tangisan.

Raut wajahmu kini sedap nian ketika dipandang, meskipun sedikitupun tanpa makna. perkara tentang makna yang runtuh dan jauh dilalap sang angan, aku tidak peduli. Sudahlah aku tak ingin memaksa, ya hanya kata saja. Tentang yang absrud biarkan dia menari merajai apa yang ingin ia kuasai.

Tanah ini mungkin tak akan lagi subur pada akhirnya dimakan usia. Meskipun jauh dari makna, tetap saja ia harus menjadi sebagaimana hasilnya. Nikmati dan terus menikmati untuk membuat daya hidup yang pasti. Tak elok rasanya menyerah pada apa yang dinamakan munafik itu. Hidup untuk apa? Tidak untuk apa-apa, tau dari mana? Biarlah esok yang akan menjawabnya seperti buliran debu yang tidak tahu kemana akan mengarah..

Berdasi atau berompi, semua akan sama dimata dirinya sendiri. Puas atau tidak, "hanya dirinya yang mampu menjawabnya". Saatnya mulai untuk muak pada apa yang disebut-sebuat sebagai kesuksesan persepsi orang lain. Sepertinya kita hidup bukan tentang apa yang harus diadakan dengan segudang permata yang berkilau. Jauh diluar sana, kebahagian akan di dapat oleh kesemuannya sendiri, tergantung untuk apa dan seperti apa dia akan bahagia?

Semakin hari hidup manusia dirasa amat berat. Seorang manusia harus mampu memenuhi ekonominya sendiri, asupan intelektualnya sendiri dan kebebasan hidupnya sendiri. Problematika yang ada membuat seorang manusia berharap akan datangnya yang meringankan beban hidupnya. Dan juga membantu melaksanakan hidup, "demi suatu kelayakan sebagai hidup itu sendiri".

Memang dari jaman dahulu banyak alternatif pengetahuan untuk sekedar mengingatkan hidup. Banyak petuah, ajaran dari ayat-ayat suci dan dari ungkapan-ungkapan hiburan yang banyak diucapkan orang, "khususnya bagi orang yang membutuhkan hiburan". Apakah dengan semua itu, untuk seorang yang hidup dijaman abad 21 ini masih memiliki efek? Saya kira hasilnya akan nol karena itu hanya ada diruang anggapan yang tidak memiliki korelasi yang real kepada manusia yang berat beban hidup dan masalahnya.

Manusia abad 21 ingin sesuatu yang nyata dalam hidupnya. Begitupun dengan upaya-upaya apapun yang dilakukan siapapun, "baik politik atau institusi ekonomi". Entah suatu bantuan material, atau suatu ide yang mau dilaksanakan sebagai gagasan bersama. Harapan bagi manusia abad 21 adalah setiap kenyataan-kenyataannya, bukan pada setiap retorika janji-janji kemudahan yang diterima pikirannya.

Abad 21 merupakan abad di mana manusia sudah jengah dalam mengatur kehidupannya sendiri untuk bersikap tunduk. Suatu institusi politik ( negara), institusi ekonomi (perusahaan) bahkan institusi telogispun jika terlalu banyak aturan akan tenggelam dan mati dengan sendirinya. Yang diperlukan dari kedua otoritas itu adalah membantu manusia meringankan secara nyata beban kehidupan manusia, bukan hanya memerintah, mengatur dan menjadikan manusia obyek keuntungan semata. Kehidupan telah berubah, makna akan aturan untuk hidup bersama demi cita-cita bersamapun harus dirubah.

Era baru kini telah muncul, cara hidup mulai bervariasi. Semua semakin berada dan tidak ada batasannya. Semua orang berhak berkespresi yang di dukung komunikasi tanpa batas lagi. Tanpa disadari kemudahan komunikasi telah merubah segalanya. Merubah yang gelap menjadi terang benderang di dalam kemajemukan dunia ini.

Abad 21 adalah eranya tentang mereka yang mampu mengikuti, antara bakat dan tanpa rasa malu. Kreatif dan inovatif dalam merangkai hidup demi suatu eksistensial sebagai manusia modern abad 21. Tiada salah memang, ini hanya setitik gelap yang terterangi. Semua menarik tentang bagaimana karya baru akan muncul, orang baru dikenal, dan semua menarik "tertarik dengan apa yang bisa dilakukan diri dengan kemudahan teknologi berkomunikasi".

Media untuk lebih mengenalkan diri mulai bermunculan, tergantung kita mau kemana arah kita tuju. Terpasti yaitu, "mau atau tidak kita menjunjukan itu". Tunjukan bagaimana proses kreatif itu muncul tanpa meniru dan menjadi dirimu sendiri. Semua berpeluang dan mempunyai hak yang sama mencari peluang dalam era komunikasi tidak terbatas ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun