Belahan bumi kita kini sepertinya keras, semua orang ingin memaksakan kehendaknya sendiri-sendiri dengan kelompok dan "negara sebagai pertimbangannya". Bumi keras ketika orang-orang menyelasikan perbedaan dengan cara kekerasan. Di Timur bumi konflik Ukraina atas nama Negara dan Ideologi politik masih berlangsung. Sedangkan di timur tengah konflik berbalut klompok-klompok sekte agama seakan abadi tanpa penyelsaian damai. Terbaru pengebomoan Geraja di Srilangka.
Sepertinya orang-orang di dunia ini sedang mencari cahaya untuk mendamaikan sesama manusia. Dunia damai seperti mimipi tetapi semua orang harus percaya bahwa mimpi itu dapat segera diwujudkan. Alunan lagu perdamaian tak henti-hentinya didengung-dengungkan para seniman. Para pemimpin agama banyak mensiarkan toleransi beragama merajut kedamaian hidup, yang dalam sejarahnya belum pernah di alami manusia modern.
Tidak ada salahnya semua orang bertanya termasuk saya, mengapa keadaan tidak damai dan penuh pertentangan ini terjadi? Apa yang mendasari itu semua? Banyak orang menapaki jalan damai dengan caranya sendiri. Pertanyaan dari itu adalah sudahkan benar jalan mereka? Apakah mereka melewati jalan itu dengan dasar kemanusiaan yang ada? Jika iya, mengapa semakin banyak orang mengikuti jalan yang sama malah justru rasa kemanusiaannya terdegradasi? Terlampau jauh dan cenderung membela jalanya sendiri?
Sejauh yang saya amati, jalan damai manusia modern adalah jalan agama dan pedoman kenegaraan sebagai wadah kelompok-kelompok tertentu. Tetapi mengapa ketika posisi agama berjaya dan kuatnya negara tercipta justru kekerasan atas nama keduanya malah semakin meningkat? Apa yang salah dari masing-masinnya? Apakah agama dan negara jawaban dari kedamaian itu? Inilah yang harus kita kritisi sebagai manusia. Masihkah kita butuh alternatif cara lain mencapai kedamaian kolektif? Tanpa kuasa atas agama dan Negara?
Saya merasa manusia masih butuh cara lain merajut kehidupan yang benar-benar damai. Negara dan agama bukan gagal menciptakan kedamaian umat manusia, mereka hanya belum mampu membuat kehidupan yang benar-bernar damai. Gagalnya agama dan negara karna masing-masingnya mempunyai ajaran-ajaran tertentu yang tidak universal.Â
Jika ditelisik lebih dalam tentang agama dan negara, merekalah yang mencipatakan para ekstrimis-ekstrimis itu. Karena mereka menciptakan doktrin cinta secara buta atas nama ideologi-ideologi yang mereka ciptakan.
Peradaban semakin hari semakin maju dan para ekstrimis itulah yang ingin menghambat itu dengan cara kekerasan demi kekerasan. Saya percaya masih banyak cara lain untuk tidak mengembangbiakan para ekstrimis baru. Dunia masa depan haruslah bebas dari ajaran yang menciptakan para ekstrimis.Â
Paham ekstrimis memang harus segera dihilangkan setiap dari pengajaran-pengajarannya untuk menciptakan keadaan bumi yang benar-benar damai. Saya mengira ajaran baik di masa depan merupakan ajaran dari kesadaran diri untuk hidup saling bahu membahu menciptakan dunia yang aman, sejahtera dan membahagiakan dalam kedamaian.
Bumi tidak hanya butuh kelembutan untuk hidup dalam damai tetapi para tokoh pemotivasi yang berimbang pada kemanusiaan. Karena titik balik yang tidak selaras membuat imaji berputus asa. Disudut-sudut media ungkapan kata motivasi terus berjalan bagaikan menuntun orang-orang yang menginginkan untuk dituntun.Â
Tetapi apakah motivasi dari mereka yang memberikan motivasi berpengaruh kepada yang termotivasi? jelas sangat dan sangat berpengaruh walaupun sedikit. Harus saya akui motivator sedikit demi sedikit merubah, saya berpendapat motivator mengubah dan yang dirubah oleh mereka adalah konsep diri orang lain untuk sesuai dengan imajinasi sang motivator itu sendiri.
Akhir yang manis selalu dijanjikan sang motivator walaupun ada maksud lain dari sang motivatoris. Apakah yang diberi motivasi itu tahu maksud dan tujuan sang motivator memberi motivasi? Saya merasa tidak banyak yang tahu. Saya berpendapat yang para motivatoris cari adalah nama besar, pengikut bahkan ekonomi yang menjajikan. Jika sang motivator bisa merubah hidup seorang yang dimotivasi bukankah yang dirubah adalah filosofi hidup yang dimotivasi itu.