Skor akhir 3-2, jelas indonesia U16 bukan kalah kualitas. Secara permainan mereka bisa unggul, bukan karna australia, tapi karna pelatih indonesia. Ada salah dalam mengambil keputusan.
Mengapa saya menyoroti pelatih dalam hal ini. Dibabak pertama indonesia dapat mencuri gol itu berkat kualitas pemain. Sebenarnya indonesia sudah kalah permainan dari menit pertama oleh australia. Namun pemain indonesia punya kualitas untuk unggul dibabak pertama.
Seharusnya diawal babak kedua, ketika permainan kalah, strategi terbaik adalah menyerang. Rendi juliansyah merupakan pemain yang apik. Ia haruslah dimasukan sedari awal babak kedua, mengimbangkan serangan, formasi menggunakan 3-5-3 rendi sebagai glandang serang.
Terbukti rendi adalah pemain yang cerdas, ia menyumbangkan 1 gol untuk indonesia. Sayang waktu sudah memasuki menit terakhir. Berat untuk mengembalikan keadaan, sebenarnya indonesia punya kesempatan terakhir namun gagal dimanfaatkan oleh bagus khafi.
Dalam sepak bola sosok pelatih sangatlah penting, berani mengambil keputusan adalah suatu resiko. Ketika secara permainan kalah, apapun dapat terjadi, mereka pasti dapat mengembalikan kedudukan. Saya rasa pola intuisi pelatih indonesia dalam hal bersiasat sangatlah kurang. Ketika menang cenderung ingin bertahan, oklah bertahan kalau secara permainan menang.
Tetap apresiasi saya berikan kepada pelatih dan pemain. Mereka sudah bekerja keras demi team. Wajarnya, penikmat bola untuk mengkritik. Memang sepak bola kita masih banyak-banyak harus dibenahi. Mungkin ini bukan saatnya untuk melenggang lebih jauh menjelajah dunia. Tetapi kita sudah berangsur-angsur naik kelas, ketika hanya menyisakan satu negara asean yang masuk babak delapan besar yaitu indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H