Mohon tunggu...
Toto Priyono
Toto Priyono Mohon Tunggu... Penulis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kamu bintang besar! Apa yang akan menjadi keberuntungan Anda jika Anda tidak memiliki sesuatu yang membuat Anda bersinar? -Friedrich Nietzsche-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sang Pembunuh Waktu

21 Januari 2018   14:41 Diperbarui: 21 Januari 2018   14:47 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Rasa-rasanya aku seperti menghilangkan diriku setiap hari. Hidup ini seperti sebuah kenihilan yang harus mau tidak mau harus dipercayai. Setiap hari aku mencari apa yang pantas aku cari. Tetapi aku juga tidak begitu saja memahami tentang apa dan seperti apa pemahaman pencarian ideal menurutku sendiri. Bagiku konsep pencarian diri adalah kekeringan bagi dirinya sendiri. Dia kosong tanpa bukti dan terus menerus terusik oleh logika kedirian seorang diri.

Dalam benak ku membayangkan bahwa aku adalah seorang pembunuh suatu pencarian. Tetapi aku pembunuh pencari yang tidak tahu apa yang harus aku cari untuk bunuh. Rasa ini seperti kertas kosong yang belum pernah terisi tulisan suatu pencarian. Mencari bahkan sampai bosan dalam pencariannya sendiri. Mungkin aku si petarung waktu yang belum pernah terbalaskan oleh si pembalas waktu.

Memang tidak ada yang menuntutku untuk seperti apa cara hidupku dalam setiap pencarian-pencarianku. Bukankah sang waktu tetap saja akan menjadi waktu? Mungkin saja waktupun sedikit agak ragu membentuk dirinya sendiri. Setiap waktu memang membingungkan. Dia tidak pernah memberi tahu jalannya untuk setiap pencarian-pencarianku. Bahkan juga waktu tidak pernah menunjukan dirinya.

Berpacu dengan waktu dirasa amat sulit. Aku bahkan tidak tahu apa yang diinginkan dari suatu waktu. Bagiku waktu layak dibunuh untuk meniadakan waktu itu sendiri. Jalan ini tidak pernah pasti. Apapun yang diingini tetap menjadi tanda tanya. Mungkinkah tujuan hidup itu hilang dengan sendirinya? Ataukah hidup ini harus tiada pencarian tujuan sehingga tidak pernah diperhitungkan waktu?

Aku kira ini akan menjadi sama. Beriringan dengan waktu seakan bertarung dengannya. Sepertinya waktu adalah omong kosong yang harus jinak sebelum waktu itu ditentukan. Rasanya kepastian hanyalah hayalan yang berakar dari bayangan waktu. Tetapi diri tetap akan bingung memilih waktunya akan kapan yang pasti untuk dirinya.

Pencarian tujuan tetap akan terombang ambing, begitupun dengan arti yang akan terbunuh waktu. Aku menduga tidak akan ada yang terkait dengan manusia kecuali pengisian cara sebagai manusia itu sendiri. Realitas hidup manusia seperti khayalan yang terasa sampai tulang belakang. Hidup ini reot yang harus terus menerus diperbaiki ditata untuk dijalani. Pertanyaannya sudahkah atau bisakah aku membunuh waktu itu sendiri? 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun