Siapa yang tak terdampak oleh pandemi Covid-19? Saya, Kalian, dan para Komiker mengalami imbasnya. Namun, resah dan panik tak bisa menjadi solusi. Industri perfilman saja langsung banting setir, salah satunya dengan memanfaatkan platform streaming. Nah dalam acara webinar bersama Bank Indonesia dan Kompasiana yang dihelat Senin (15/6), Komiker diajak untuk bersikap cerdas selama masa penuh ketidakpastian ini.
Latar belakang Komiker sendiri beragam. Ada yang bekerja di industri perfilman, ada seorang Youtuber, pembuat film pendek, kontributor majalah, dan juga penikmat perfilman. Yang pekerjaannya berkaitan dengan sinema tentunya langsung terimbas dampak Covid-19. Mereka terpaksa berhenti bekerja untuk sementara waktu karena bioskop tutup.
Sineas film juga terdampak karena syuting terpaksa ditunda dengan adanya larangan berkumpul dalam jalan tertentu dan kewajiban melakukan social distance. Sebagai penikmat film, Komiker juga pasti merasakan ada sesuatu yang hilang karena bioskop tutup. Sensasi menonton di bioskop ini susah digantikan meskipun sudah banyak platform streaming untuk nonton film secara legal.
Nah, dalam webinar yang menghadirkan narasumber yaitu Ita Rulina, Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia dan Nycta Gina sebagai perwakilan selebriti serta dimoderatori COO Kompasiana Nurulloh ini, Komiker diajak untuk turyt berpartisipasi dalam menjaga stabilitas keuangan dengan bersikap cerdas selama pandemi. Hal ini dikarenakan kumpulan perilaku ekonomi individu bisa mempengaruhi kondisi makro ekonomi.
Secara gampangnya begini. Ada Komiker yang seusai nonton film "Flu" dan "Contagion" langsung merasa panik. Ia kemudian terdorong memborong antiseptik, masker, dan tisu. Ia juga menimbun sembako dan mengambil duitnya di bank. Ia menjadi paranoid, takut kejadian di film-film yang ditontonnya menjadi kenyataan.
Situasi ini yang awalnya adalah situasi mikroekonomi bisa turut berkontribusi memengaruhi kondisi makroekonomi. Ada yang memborong sembako dengan berhutang, eh kemudian ia tak sanggup membayar. Jika pelakunya banyak maka situasi akan berdampak besar bagi situasi perekonomian negara.
Memang situasi pandemi ini berimbas ke mana-mana. Banyak rekan Komiker yang juga mengalami penurunan kesejahteraan karena berhenti bekerja sementara, THR dipangkas, dan sebagainya. Nycta Gina sebagai narasumber mewakili selebriti sekaligus wirausaha berujar bahwa ia juga sempat merasa agak panik. Ia memiliki usaha jilbab yang dijual dengan menggunakan ranah maya. Ketika ada rasa kekuatiran penghasilan bisnisnya akan menurun, eh malah muncul ide-ide baru. Ia mengaku malah lebih kreatif dalam berkarya dan mendistribusikan produknya.
Bu Ita menutup pemaparannya dengan memberikan petuah untuk memberikan dorongan semangat bahwa di balik kesulitan, ada peluang. Kata kuncinya yaitu tidak panik dan tetap kreatif.
Agar lebih berdaya maka gunakanlah hal-hal berbau digital. Bagi konten kreator di bidang perfilman, bisa coba memanfaatkan podcast untuk bercerita, berdiskusi, dan memberikan opini berkaitan dengan perfilman. Para YouTuber dan kreator film pendek juga bisa berinovasi dengan melakukan syuting secara jarak jauh atau secara digital. Sudah ada yang mencobanya dan hasilnya patut diapresiasi. Dengan adanya pandemi ini maka konsumsi konten digital semakin besar, sehingga peluang mendapatkan pundi-pundi rupiah dalam wujud konten digital cukup besar.
Ingat "di balik kesulitan, ada peluang". Tetap optimis para Komiker