Temans, aku punya cerita. Malam tadi selepas magrib, aku keluar untuk mencari mesin ATM. Setelah selesai dengan urusanku, aku langsung pulang dan terhenti di lampu merah Simpang Surabaya. Tahukah engkau sekalian apa yang kulihat?
Di hadapanku, sebuah motor Mio diduduki oleh tiga manusia. Yang mengendarainya laki - laki yang mungkin sebaya denganku (aku belum tua, masih hijau. :D). Di ekor juga ditempati seorang laki - laki yang kakinya mengawang tak mencapai badan jalan. Tebaklah! Di tengah ada siapa?? Seharusnya!?
Yak! Aku berharap itu juga laki - laki. Tapi ternyata bukan!!! Di tengahnya, seorang perempuan duduk santai sambil memeluk erat laki - laki di hadapannya. Bersempit - sempitan. Yang sempat kuperhatikan, wanita itu memakai celana pendek di atas lutut, tak memakai jilbab tentunya. Juga tanpa helm. Wajahnya mulus, putih bersih. Rambutnya terurai panjang, agak pirang.
Kemudian, di samping motor mereka ada motor lainnya yang juga dihentikan oleh lampu merah. Pengendara motor itu dua orang laki - laki. Pertanyaannya, Kucing mana yang tak tergoda saat melihat ikan menganga di hadapannya!?
Aku masih berharap yang di tengah itu, bukan perempuan. Semoga itu banci. Tapi harapanku kembali terlempar jauh saat melihat kaki mulusnya dan mendengar suaranya yang lembut (tentu aku tau beda suara perempuan buatan dengan suara perempuan asli).
Begitulah, laki -laki yang dua orang tadi, menggoda si perempuan. Entah apa yang mereka bicarakan, yang penting pada akhirnya kulihat perempuan itu sempat menjabat tangan kedua laki - laki di sampingnya.
Lampu hijaupun mengusir kami. Aku sengaja berjalan pelan di belakang motor yang tarik tiga itu. Ingin tau ke mana arah motor itu melaju. Tapi ternyata, sepertinya bukan aku sendiri yang punya niat seperti itu. Di belakang dan di sampingku, banyak pengendara motor lain yang berjalan pelan dengan mata tertuju pada "motor sang artis".
Kulihat perempuan yang dihimpit oleh dua lelaki itu melambai - lambaikan tangannya ke belakang, memanggil entah siapa. Aku sempat tak berdaya, seperti tak sadar bertanya pada diriku sendiri, "aku sedang berada di Aceh kah?? atau jangan - jangan aku tersesat di suatu kota lain??"
Tak tahan, akhirnya aku melaju melewati mereka. Masih berharap, semoga mataku salah melihat.