Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana

Best Ever Best Friend

1 Maret 2022   18:44 Diperbarui: 1 Maret 2022   18:46 247 1
Bughh... kuhempaskan badan yang terasa remuk ini ke atas hamparan kain yang empuk. Terasa sangat melelahkan hari ini, bangun pagi lalu upacara, mengikuti ekstrakurikuler di sekolah dan di akhiri dengan les tambahan hingga pukul 8 malam.

"Alice ayo segera turun, segera makan malam sebelum kamu tertidur." suara teriakan ibu dari lantai bawah terasa sangat nyaring di telingaku yang sedang berada di kamar di lantai atas

"Iya Buu sebentar lagi Alice turun." sahutku berteriak

Kepalaku terasa berat, mataku tidak bisa melihat apa-apa, gelap. Aku coba menggulingkan badanku ke samping. Bughh... aww, badanku terguling ke bawah kasur, ternyata aku ketiduran dengan seragam yang masih menempel di tubuhku. Aku segera bangun dan mengganti baju lalu melaksanakan sholat isya.

Keesokan harinya, seperti biasa aku sarapan bersama keluargaku yaitu, mama, papa dan adikku. Hari ini keluargaku sedang full team berada di rumah.

"Alice," papaku memulai pembicaraan di meja makan pagi ini

"Iya pa," sahutku

"Papa sudah melunasi biaya study tour kamu kemarin siang, apa guru sudah memberitahumu?"

"Serius pa? Aku ikut study tour tahun ini?" tanyaku penuh antusias karena sebelumnya papa tidak mengizinkanku untuk ikut

"Iya benar, Papa izinkan asal kamu bisa menjaga diri kamu dengan baik disana."

"Pasti Pah, pasti aku akan jaga diri baik-baik, makasih Pah" aku segera bangkit dari kursi dan memeluk Papa

Pagi ini aku merasa sangat bahagia karena aku bisa ikut study tour bersama sahabat-sahabatku. Aku segera mencari mereka di lorong sekolah, biasanya jam segini mereka udah duduk di kursi depan kelas untuk menggoda adik kelas.

Sepulang sekolah aku berencana untuk membeli pakaian yang berwarna sama bersama sahabat-sahabatku. Aku ingin rencana study tour ini menjadi pengalaman yang tak terlupakan nantinya.

"Kepada para siswa kelas 11 dimohon untuk segera berkumpul di aula sekolah saat jam istirahat." pengumuman yang disiarkan di speaker kelas membuat pembelajaran terhenti sepersekian detik, setelah mendengar pengumuman itu semua siswa menjadi bersemangat, tak terkecuali aku dan sahabat-sahabatku. Mereka tau pengumuman itu pasti untuk membicarakan rencana study tour.

Kring... bel istirahat berbunyi, semua siswa berhamburan keluar kelas berlarian bagaikan sekelompok domba yang diliarkan oleh tuannya mencari kebebasan. Siswa berlomba menuju tempat dimana cacing yang berdemo bisa dibubarkan. Kecuali kelas 11, mereka berlari berlomba bukan untuk memuaskan si cacing, namun mereka berlari untuk menuntaskan rasa penasaran mereka terhadap pengumuman tadi.

Seketika aula yang semula hening menjadi sangat bising diserbu pemuda yang berebutan kursi, berlomba-lomba mendapat kursi paling depan. Alesha, sahabatku yang sudah mendapat kursi segera menarikku untuk duduk di kursi sampingnya bersama ketiga sahabatku yang lain.

Kepala sekolah dan salah satu guru memasuki ruang aula sekolah setelah semua siswa kondusif. Beliau menyampaikan bahwa study tour akan dilaksanakan lusa dan semua murid diharapkan segera menyiapkan segala keperluan termasuk passport. Ya, aku disekolahkan di sekolah internasional oleh orang tuaku, dan untuk studytour kali ini kita akan pergi ke Hong Kong.

Seusai pulang sekolah, aku, Alesha, Audrey, Clara dan Glenca segera menuju ke parkiran. Kami sepakat untuk mencari baju yang akan dipakai bersamaan di hari study tour nanti. Kami mendatangi salah satu mall terbesar di Jakarta. Di mall, mataku langsung tertuju pada salah satu toko yang berhamburan warna merah, toko itu sedang mengadakan flash sale. Wanita mana coba yang tidak tertarik dengan diskon?

Aku langsung menarik keempat sahabatku ke toko tersebut, kami berpencar mencari sepasang pakaian yang pas di tubuh. Sempat ada beberapa perbedaan pendapat diantara kita, namun kami semua bisa mengatasinya.

"Lucu banget bandonya, bisa dipakai di luar kerudung juga. Kita beli yuk!" saran Clara si penyuka barang lucu

"Bisa tuh biar kita makin lucu dan dilirik cowo-cowo bule disana." sahut Alesha

"Tapi kayanya terlalu berlebihan deh, warnanya terlalu mencolok untuk aku yang soft ini." timpal Audrey

"Ahahah soft darimananya Udreyy, liat tuh sweetshirt yang kamu pake aja warnanya lebih mencolok dari kita semua," sahutku menyadarkannya

"Bener tuh, gimana sih kamu itu!" sahut Glenca

"Hehe iyaiya deh, yaudah kita beli aja bandonya itung-itung mengabulkan keinginan si paling lucu," ledek Audrey bercanda

Seketika semuanya tertawa mendengar celotehan Audrey. Pertengkaran kecil dalam persahabatan inilah yang membuat hubungan kita tetap erat dan semakin dekat.

Hari yang ditunggu telah tiba, seluruh siswa kelas 11 sudah berkumpul di halaman parkir sekolah. Rencananya kami akan berangkat bersama ke bandara menggunakan bus dari sekolah.

"Duh kemana sih Alice sama Clara, kebiasaan deh mereka selalu telat, mana bis 15 menit lagi berangkat." ucap Alesha gelisah kepada Audrey dan Glenca

"Iya nih daritadi aku telponin Alice tapi ga diangkat sama sekali, udah berpuluh-puluh kali tapi tetep gaada satupun yang diangkat." gerutu Audrey

"Clara juga sama, dia daritadi aku telponin tapi handphonenya mati," timpal Glenca

"Bikin pusing aja deh mereka berdua itu, padahal hari sebelumnya mereka yang paling antusias buat ikut study tour ini." ucap Alesha yang terlihat semakin kesal

"Kepada seluruh murid kelas 11 diharapkan segera masuk ke dalam bisnya masing-masing karena 5 menit lagi kita segera berangkat," suara Miss Lena terdengar keras di speaker sekolah. Namun itu semakin membuat Alesha, Audrey dan Glenca cemas. Mereka tidak bisa berhenti memikirkan kedua sahabatnya itu.

Satu persatu bis mulai meninggalkan halaman parkir sekolah. Alice dan Clara yang tak kunjung datang terpaksa ditinggalkan. Suasana bahagia di dalam bis tidak menghentikan kegelisahan ketiga sahabat itu.

Setelah sampai di bandara, semua siswa langsung menuju gate karena pesawat akan segera take off. Mata Alesha, Audrey dan Glenca tidak henti mencari ke sudut bandara berharap Alice dan Clara datang menyusul. Namun nihil, diantara ratusan orang di tempat itu, tidak satupun nampak tanda-tanda kehadiran Alice dan Clara.

Alesha, Audrey dan Glenca yang baris di paling belakang sudah akan segera memasuki pesawat dan mereka sudah pasrah jika Alice dan Clara tidak jadi ikut. Namun, begitu terkejut mereka melihat kursi tempat duduk Alice dan Clara ada yang menempati,

"Siapa mereka? Kok bisa duduk di tempat sahabatku," ujar Glenca dalam hati sambil menyipitkan matanya karena ia memiliki mata minus dan lupa tidak memakai kacamata

"Alice! Clara! Kok kalian bisa udah disini? Kita bertiga khawatir banget kalian gajadi ikut!!" teriak Alesha mengagetkan Glenca

"Iya maaf ya tadi kita sempet ada beberapa urusan dulu, jadi kita memutuskan untuk langsung ke bandara supaya ga terlambat," jawabku sambil cengengesan

"Terus kenapa telpon dari kita gaada satupun yang diangkat? Kalian mau bikin kita tambah khawatir?" ucap Audrey yang geram dengan kelakuan dua sahabatnya ini

"Ya maaf, maklum HP tua suka tiba-tiba mati hehe," alasan Clara untuk menenangkan mereka

Perjalanan terasa sangat melelahkan, kami semua menempati satu kamar yang sama. Kami segera beristirahat agar bisa memulihkan kembali tenaga di esok hari.

Tour yang semula direncanakan menuju beberapa tempat terpaksa dibatalkan tiba-tiba karena ada beberapa kendala. Kami semua yang sudah memimpikan jalan-jalan itu terpaksa kecewa. Namun, tetap ada satu destinasi yang akan tetap kita kunjungi yaitu Disneyland.

"Yah walaupun kita hanya ke satu tempat aja, tapi kita harus tetep happy, kan tujuan utama kita buat main di Disneyland sambil nyari cowo bule," ucap Glenca berusaha menghibur kami.

"Iya tapi kan kita udah ngerencanain ini jauh-jauh hari tapi pas sampe malah ga sesuai ekspetasi. Jujur eneng kecewa mas." ucap Clara lebay

"Yehh malah kumat nih dia alaynya." ucapku sambil mendorong pelan tubuh Glenca

Suasana sedikit mencair mendengar kealayan Glenca. Tetapi jadwal sebelumnya yang awalnya kita berada di Hong Kong selama 3 hari 2 malam menjadi hanya 2 hari 1 malam saja.

Keindahan langit Hong Kong di malam hari dari dalam hotel membuat kami sejenak melupakan kekecewaan. Bintang berkerlap-kerlip dan lampu-lampu dari gedung-gedung di tengah kota membuat sinar malam ini sangat cantik dipandang. Angin sejuk berhembus membuat kami tidur nyenyak malam ini.

Sejak pagi lobby hotel mulai dipenuhi dengan sekelompok manusia yang memiliki kepentingan masing-masing. Termasuk aku dan sahabat-sahabatku. Kami memang sudah berencana untuk sarapan di lobby hotel, kami penasaran dengan view lobby hotel yang katanya indah di pagi hari.

Waktu bermain telah tiba, kami diminta untuk segera bersiap. Aku dan sahabat-sahabatku menggunakan pakaian senada yang telah kami beli sewaktu di Jakarta. Pakaian ini sangat cocok dengan tubuh dan warna kulit kami. Aku tak henti-henti berkaca dan mengambil beberapa foto di depan cermin sambil bergaya, aku merasa sangat anggun memakai pakaian ini. Audrey tampak cool dengan kacamata hitam kesayangannya, Clara tampak imut dengan bando di kepalanya, Glenca tampak misterius karena penampilannya yang selalu rapi dan kacamata hitam minusnya.

Tapi... dimana Alesha? Aku belum melihat keceriaannya pagi ini, biasanya dia paling heboh dengan pakaian barunya. Kamar mandi, sepertinya daritadi pintu kamar mandi itu tertutup, apa ada Alesha disana?

"Eca... Ecaa..., kamu ada di dalem?" teriakku berusaha mencari keberadaan Eca, panggilan akrabku kepadanya.

"I..iya aku disini, tunggu sebentar ya, aku akan segera keluar," suara Alesha terdengar lirih dan lemas

Tak lama kemudian pintu toilet dibuka, aku melihat Alesha sangat pucat, badannya tampak lemas.

"Maaf ya tadi aku agak lama," ucap Alesha sambil sesekali menundukkan kepalanya ke bawah

"Iya gapapa Cha, tapi kok muka kamu pucat gitu?" ucapku khawatir sambil memegang tangannya yang terasa dingin.

"Gapapa, aku belum make up aja ini, aku make up dulu ya." ucap Alesha sambil berjalan meninggalkanku, aku tau Alesha sedang berbohong karena tidak biasanya dia lemas seperti ini.

Hatiku sangat gembira, pergi ke Disneyland merupakan impianku yang baru bisa terlaksana sekarang. Namun aku lebih bahagia lagi karena aku bisa datang ke tempat impian bersama sahabat-sahabat terbaikku.

Di awal perjalanan kami sepakat bahwa kami harus benar-benar menikmati seluruh permainan disini tanpa gangguan handphone, kecuali itu sangat penting. Kami mematikan handphone agar tidak ada gangguan sama sekali.

Wahana pertama yang kita nikmati adalah roller coaster di Mountain Runaway Mine Big Grizzly. Aku duduk bersebelahan dengan Alesha, Audrey duduk bersebelahan dengan Glenca dan Clara duduk sendiri. Tapi tenang aja kok kita duduk sebelahan berganti-gantian di setiap wahana. Suasana terasa sangat menegangkan bagi kami, karena walaupun tidak terlalu tinggi, namun roller coaster ini akan melaju dengan cepat. Roller coaster ini bergerak maju mundur keluar masuk melewati gua berkelok di atas kereta tambang yang melaju cepat. Di dalam terowongan kita disambut oleh keluarga beruang yang berada disetiap sudut. Ini merupakan wahana pertama yang sangat seru.

Berikutnya kami masuk ke Toy Story Land, pertama kami menaiki wahana Toy Soldier Parachute Drop. Di wahana ini aku duduk bersama Clara dan Glenca, sedangkan Alesha bersama Audrey. Di wahana ini kami dibawa naik turun menggunakan mobil yang dilengkapi parasut di atasnya. Kami dibawa naik turun beberapa kali lalu kemudian berhenti. Wahana ini tidak terlalu seram bagi kami yang pemberani karena memang tidak terlalu tinggi.

Selanjutnya kami menaiki wahana RC Racer, wahana ini seperti wahana kora-kora di Dufan. Dengan lintasan berbentuk U dan ketinggian 27 meter, kami diajak naik turun dengan kecepatan tinggi. Karena ini merupakan wahana ekstrim, kami memilih duduk di bagian depan.

Menaiki beberapa wahana yang ekstrim, cukup membuat kami lelah. Kami memutuskan untuk beristirahat sejenak sambil mengamati orang-orang yang menaiki wahana. Matahari mulai terasa menyengat berada di atas kepala. Namun tidak melunturkan semangat kami untuk mencoba wahana lain.

Wahana pertama yang kita coba setelah beristirahat adalah Jungle River Cruise. Memasuki area wahana ini cukup membuat tubuh kembali sejuk. Kami dibawa mengelilingi hutan tropis terpencil menggunakan perahu tua. Disepanjang sungai kita disuguhi berbagai macam hal yang menakjubkan seperti kolam sekumpulan gajah yang sangat lucu, kuda nil yang sedang berenang menyusuri sungai, gorila yang sedang mengacak-acak sebuah kamp bekas, kita juga bertemu king kobra dan laba-laba raksasa, yang tentu semua itu hanya replika yang sangat menyerupai aslinya. Tour menggunakan perahu ini dipimpin oleh kapten yang pemberani dan seru.

Setelah selesai menyusuri sungai hutan tropis, kami mencari lagi wahana yang dapat memacu adrenalin. Tujuan kami selanjutnya yaitu semacam roller coaster yang bernama Space Mountain Tomorrow Land. Wahana kali ini kita akan menaiki roller coaster sambil menikmati sensasi suasana luar angkasa yang sangat menakjubkan. Roller coaster melaju dengan cepat membuat kita merasakan sensasi luar biasa pengalaman seakan di luar angkasa. Namun roller coaster ini hanya belok belok saja sehingga tidak terlalu seram.

Langit semakin gelap menandakan hari sudah mulai malam. Wahana terakhir yang kita coba adalah Mickey's PhilharMagic. Ini merupakan show disney dari beberapa tokoh kartunnya. Show 3D ini begitu menakjubkan, kita seakan dibawa ke dalam dunia disney. It's a fantastic show!

Seusai show 3D beres kami memutuskan untuk pergi ke toilet sebelum berkumpul bersama teman-teman lainnya. Huft, perjalanan yang melelahkan namun sangat menyenangkan sekali. Kami bergantian masuk ke toilet. Aku, Clara dan Glenca sudah selesai dan menunggu di luar toilet, tapi sudah hampir 15 menit kami belum melihat Alesha dan Audrey dari toilet. Aku mencoba masuk lagi ke dalam dan mencari kedua sahabatku itu, tetapi semua toilet telah kosong dan tidak ada nampak sedikitpun kehadiran mereka. Aku segera keluar dan memberi tahu Clara dan Glenca. Kita mencoba mencari di sekitar toilet dan menelepon ke handphone mereka. Namun nihil, kami tidak mendapat petunjuk sedikitpun. Aku sangat khawatir apalagi tadi pagi aku melihat Alesha sangat pucat.

"Ecaa... Udreyy... kalian dimana?" aku mencoba berteriak walaupun kemungkinan terdengar sangat kecil karena keadaan sangat ramai

"Duh gimana nih kalo Eca ga bareng Udrey, dia pasti ketakutan banget, apalagi dia kan gabisa berkomunikasi pake bahasa Inggris." ucap Glenca yang membuat kami tambah khawatir

"Iya nih, apalagi kita tadi sepakat buat matiin handphone, kita jadi makin susah buat nyari tau keberadaan mereka. Duh gimana ini.." tampak Clara sangat cemas, apalagi sudah terdengar informasi bahwa seluruh siswa dari sekolahku harus segera berkumpul kembali

"Kita kumpul dulu aja di halaman depan sambil cari terus dimana Alesha sama Audrey." ucapku menenangkan walau dalam hati aku masih sangat cemas mencari kedua sahabatku itu

Jurus mata elang kami keluarkan, terus mencari ke setiap sudut area bermain, berharap menemukan Alesha dan Audrey. Dalam hati berdoa agar kami bisa bertemu kembali dengan mereka. Langkah kaki mulai dekat dengan sekumpulan teman sekolah kami, tapi aku belum sama sekali mengetahui keberadaan kedua sahabatku. Tuhan dimana mereka?

Ketika aku, Clara dan Glenca hendak menghampiri guru untuk memberi tahu bahwa kedua sahabatku menghilang, aku malah menemukan sesuatu yang tidak terduga. Aku seperti melihat dua orang yang ku kenal sedang memakan secup mie di tangannya. Aku berusaha menghentikan langkah Clara dan Glenca.

"Eca! Udrey! Kalian ada disini?" ucapku sedikit keras sehingga mengagetkan mereka

"Uhuk... uhuk..." Alesha tersedak ketika mendengar suaraku

"Alice, Clara, Glenca" Audrey nampak terkejut melihat kehadiran kami secara tiba-tiba

"Ehe maaf ya, tadi kita langsung pergi dari toilet, soalnya kita kira kalian udah duluan." ucap Alesha cengengesan

"Iya tadi kita udah nunggu lumayan lama terus denger informasi kita disuruh kumpul lagi, yaudah deh kita langsung balik." ucap Audrey menambahkan

"Kalian tuh bikin kita khawatir tau ga? Apalagi tadi Alice bilang dia ngeliat Eca pucet tadi pagi, kita jadi makin khawatir takut ada apa-apa sama kalian" ucap Clara kesal

"Iya maaf ya sahabat-sahabatku, kita udah bikin kalian khawatir. Janji deh kita gaakan ngulangin lagi." Alesha berusaha meminta maaf

"Daripada kalian kesel gini mending kita makan mie aja sini" tawar Audrey kepada kami

"Untung kalian sahabat kita, coba kalo bukan," ucapku

"Kalo bukan, apa tuh..." ucap Alesha

"Kalo bukan, kalian udah kita geprek jadi manusia geprek tau ga!" ucap Glenca menambahkan

"Utututu, serem banget dehh Glenca kalo udah marah." ucap Audrey sedikit lebay

Persahabatan tidak akan berwarna kalo tidak ada perdebatan bukan? Setiap sahabat pasti akan memaafkan kesalahan sahabatnya. Agar persahabatan dapat bertahan lama, kita harus saling mengalah dan memaafkan.

Agenda setelah bermain adalah makan malam dan bersiap untuk segera kembali ke bandara. Kami akan pulang ke Jakarta malam ini. Pulang dengan membawa segenggam oleh-oleh dan kondisi hati yang bahagia.

***

Bertahun-tahun setelah pengalaman tak terlupakan tersebut. Kini kami sudah menyelesaikan sarjana dan sukses dengan jalan masing-masing. Kami masih sering bertemu dan hangout bersama, sekarang kami tidak hanya membawa diri sendiri, namun bersama keluarga kecil masing-masing.



KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun