Menyimak tulisan tulisan Erianto Anas (Ernas), mengesankan suatu bobot manusia kompasioner berotak libral, lebih bahaya dari sekedar teroris yang menjadi target Densus 88. Bukan karena tenaganya gerayangan menyalakan bahan peledak sehingga harus menewaskan banyak orang, tetapi pola pikirnya, telah sesak dengan bias kemunafikan tuk menghujat Islam, meskipun sang penulis Ernas tidak pernah merasa berdosa sebagai sosok muslim gadungan.