Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

'Guda Pajoh Lheuk'

21 Oktober 2009   10:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:34 204 0
Kuda makan dedak, itulah arti dalam bahasa indonesia dari judul yang berbahasa aceh di atas. Entah 'guda pajoh lheuk' itu sebuah pepatah aceh atau bukan, kalimat itu sering saya dengar dari mulut kawan saya Tauris Mustafa, kartunis Harian Aceh. Bang Tauris sering berkata "tanyo sama-sama guda pajoh lheuk..." (kita sama-sama kuda makan dedak).

'Guda pajoh lheuk' dalam pengertian saya artinya pekerja, orang makan gaji, misal dua orang yang bekerja pada sebuah perusahaan atau sebuah lembaga, apabila mereka di gaji, berarti mereka itu 'Guda pajoh lheuk' (orang gajian), seperti saya dan kawan-kawan di kantor, kami menganggap kalau kami semuanya adalah 'guda pajoh lheuk'. Sama-sama orang gajian.

Memang, tiga kata 'guda pajoh lheuk' agak terkesan kasar, tapi arti positif dari kalimat itu menurut saya sebetulnya semua orang sama, tak ada yang beda, kita sama-sama tergantung pada sesuatu, demikian juga perihal gaji dalam bekerja, seperti yang saya singgung di atas. Tapi, walau kata itu terkesan kasar, saya tidak malu-malu kalau saya mengatakan kalau saya ini 'Guda pajoh lheuk'. He he.

Jadi 'guda pajoh lheuk' memang tak enaknya sama sekali. Enak, apabila lheuk (baca: gaji) nya besar. Tapi lebih enak lagi jadi si pemberi gaji istilah kerennya jadi 'bos'. Bukankah jadi bos, harus menjadi 'guda pajoh lheuk' dulu?. Jawab saya ia, seperti kasus orang sekitar yang saya temui, banyak yang jadi bos, dulunya adalah 'Guda pajoh lheuk'. Tak perlu saya memberi contoh, saya yakin di sekitar anda juga ada yang seperti itu. He he.

Saya punya cerita. Waktu saya kecil, saya belajar mengaji di mushalla, guru ngaji saya itu namanya M. Yusuf. Beliau masih muda, ia orang yang tegas, baik, pintar, pun begitu saya juga gak jarang kalau saya kena pukul dari beliau akibat ulah tak baik saya. Tapi sekarang, saya dan beliau tidak lagi berstatus Murid dan Guru, tapi sudah sama-sama 'Guda pajoh lheuk', artinya kami sama-sama bekerja di perusahaan yang sama. Dengan status orang gajian.

Awalnya saya tak pernah berpikir kalau saya dan Bang Sop, panggilan saya sama guru ngaji saya M. Yusuf, bisa bekerja di tempat yang sama sekarang ini. Tapi itulah kehidupan semuanya berjalan tak terduga, seperti cerita saya lainnya, sebelum saya bekerja di media cetak koran Harian Aceh, saya sangat suka membaca Koran Harian Aceh, yang sebelumnya saya tak pernah menduga kalau akhirnya saya menjadi 'guda pajoh lheuk' di Harian Aceh.

Kemarin, ketika saya mendengar para menteri di Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II, minta naik gaji, saya tersenyum saja, saya anggap mereka sama seperti saya yang hanya 'guda pajoh lheuk', hanya saja lheuk (baca: gaji) mereka lebih tinggi dari lheuk saya. Dan sayapun mendukung walaupun gaji mereka di naikkan berkali-kali lipat, asalkan tidak ada lagi masyarakat indonesia yang menyandang status susah, miskin, tertindas, dan terabaikan.

Semoga bermanfaat.

Juga di publish di  blog.zulham.com

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun