Sayang
Aku bagai ketandusan
menemukan bait yang maha indah
Aku pasti
bait itu ada di hatimu
aku ingin memberitahumu dengan sempurna
bahwa aku mencintaimu
Namun aku rasa itu belum cukup gambarannya
ujungnya hanya aku yang rasa
inginku cari…
tak jumpa…
apalagi kalau tentang keyakinanmu
yakinlah
apabila cinta
ada rasa dan getarnya
aku memanggilmu
kadang begitu menakutkan
bagaimana jika dirimu tak disini lagi
aku gelisah bagaimana bakal berhadapan
dengan kerinduan dan kesepian
aku resah tak dapat mecium baumu
aku gundah bila tak membenam rapat di pangkuanmu
sayang…
aku selalu cinta padamu
selamanya
tiada gantinya
aku sentiasa rindu
dan mahu pada segala kehendakmu
Dalam kegelapan malam
Dalam kegundahan pikiran
Ku ingin bertemu dengan cahaya malam
Sesuatu yang ku angan-angan
Sesuatu yang selama ini menjadi khayalan
Tak ada perjumpaan
Tak ada obrolan
Hanya pesan-pesan singkat dari handphone
Tapi semua hanya khayalan
Lama ku tak bertemu
Lama ku menantikannya
Cahaya malam itu entah di mana
Apakah aku sudah gagal mendekatinya?
Entahlah
Semuanya cuma angan-angan
Cahaya malam tak di sini
Tapi di sana
Entah di mana berada
Tapi ku ingin menemuinya
Tapi ku ingin menjumpainya
Walau (sekali lagi) hanya dalam khayalan
Mudah-mudahan
Lalu...aku ingin memapas waktu
yang begitu kejam merejam
hingga untuk memejamkan mata
kadang aku mesti memimpikan kata
agar sajak saja yang tercipta
dengan sajak aku bisa tuangkan rindu
sejenak lupakan lajur perjalanan hidup
yang merentang hingga kita baru bertemu
dengan bebatuan hitam membeku
biar tak bisa memapasnya
tetaplah aku ingin menyeberangi
sungai dengan batu berlumut
dilewati aliran air dan kadang lumpur
di bawah lindap kesunyiannya
aku ingin memapas ragu
kobarnya kulihat menyala dalam hatimu
sentuhanku membuatnya hampir surut
tapi dewa tak membiarkannya pupus
karena cinta memang mesti disapa