Mohon tunggu...
KOMENTAR
Parenting

Begini Penjelasan Dokter Aisyah Dahlan di Seminar Parenting Timika Soal Kesalahan Pola Asuh dengan Kekerasan: Konslet

15 Juni 2024   15:11 Diperbarui: 15 Juni 2024   15:30 223 0

Kehadiran dokter Aisyah Dahlan di Timika untuk agenda seminar parenting mendapat sambutan meriah, gedung tempat kegiatan terisi penuh dari depan hingga belakang hanya menyisakan jalan di sisi kanan, tengah, dan kiri ruangan besar.

Sebelum menjelaskan terkait kesalahan dalam pola asuh yang menggunakan cara kekerasan, dokter Aisyah Dahlan mengatakan bahwa orang tua kelahiran 60-70an memang kurang canggih dibandingkan generasi-generasi setelahnya, tetapi sebenarnya lebih tangguh yang terdahulu.

Datang  bersama tim unik dan spesial yang berjumlah 8 orang, dokter Aisyah Dahlan memberikan seminar parenting di Gedung Tongkonan Jalan Sam Ratulangi Timika Kabupaten Mimika Provinsi Papua Tengah yang baru saja mekar dari daerah induknya.

Bunda dokter Aisyah Dahlan kemudian juga mengibaratkan dengan televisi hitam putih pada zaman dahulu yang apabila tampilannya sudah gangguan, maka orang tua akan menyuruh sang anak memukulnya dan setelah itu gambar di kotak ajaib itu bersih kembali.

"Makanya anak jaman dulu dipukul jadi betul, sekarang karena memang Allah Ta'ala menciptakan sel otak lebih canggih, dan karena kondisi dunia (dengan) nutrisi, maka sel otak jaman sekarang otak yang lembut sambungannya ," jelas dokter Aisyah Dahlan di hadapan peserta seminar parenting di Gedung Tongkonan Jalan Sam Ratulangi Timika pada hari Ahad, 2 Juni 2024.

Begitu pula dengan teknologi yang tercipta saat ini mengikuti kondisi otak yaitu lembut atau biasa ada istilah soft touch (sentuhan lembut), oleh karena itu anak-anak sekarang merupakan generasi dimana akan jauh lebih baik apabila diasuh dengan kelembutan.

Walaupun maksud dari mengasuh dengan kelembutan bukan berarti logat bahasanya harus pelan, sebagaimana orang Jawa, tetapi keluarga yang berasal dari Sulawesi, Papua, atau Maluku dimana biasanya memiliki nada tinggi tetap bisa dilakukan juga asalkan hati-hati.

Ibu dokter Aisyah Dahlan itu kemudian memberikan poin pertama dari parenting pada zaman sekarang yaitu jangan menyebut dengan panggilan yang buruk, misalnya menamainya sebagai generasi micin, rebahan, galau dan lainnya, ini tidak boleh. Sebab apa yang diucapkan bisa menjadi doa.

Sebut anak-anak sekarang dengan generasi qurani atau robbani karena otak akan mengikuti apa yang diucapkan dan terjadi sambungan-sambungan dimana terdapat semacam lem antaranya, dokter Aisyah Dahlan kemudian meminta agar peserta seminar parenting memperagakan sebagai otak.

Kedua tangan dan kaki berdekatan antar peserta seminar parenting tetapi tidak bersentuhan, begitulah kira-kira kondisi otak yang digambarkan oleh dokter Aisyah Dahlan, wanita kelahiran tahun 60 an itupun berkelakar jika pada kondisi memperagakan tersebut merupakan momentum sangat bagus sekali untuk diambil foto.

"Dekat tapi tidak menyentuh, begitulah (posisi) sambungan otak, dia tidak tersambung secara fisik, nanti dari ujung-ujung jari ini keluar zat kimia seperti lem," terang dokter Aisyah Dahlan sambil meminta peserta seminar parenting memperagakan kembali kondisi isi kepala tersebut.

Sebenarnya kondisi otak yang diperagakan baru 4 sambungan saja, tetapi sesungguhnya dalam 1 menit, isi kepala itu bisa memiliki 2 juta sambungan, dari semua panca indra atau yang didengar, diucap, dihirup, dilihat dan lain-lain itu membentuk sambungan serta membangun memori, kemudian hal itu akan kuat bila diulang-ulang dari sinilah muncul metode belajar ulangan atau murojaah dalam menghafal Al-Qur'an.

Otak juga seakan-akan adalah jaringan listrik sehingga apabila orang pernah merasa panas atau sakit kepala begitulah ada yang sedang terjadi dalam isi kepalanya itu, begitulah pula saat orang tua melakukan tindakan kekerasan kepada anak akan terjadi lompatan sangat cepat sehingga menghasilkan semacam konslet atau hangus.

Bunda dokter Aisyah Dahlan lalu menerangkan lebih detail dampak kekerasan akan semakin parah apabila ditambah dengan narkoba, kemudian wanita kelahiran tahun 60 an itu pun memperkenalkan tim yang hadir bersamanya semua ternyata merupakan mantan pecandu narkoba diantaranya ada yang sejak SD, SMP dan saat di Pesantren.

Selanjutnya dokter Aisyah Dahlan menerangkan bahwa apa yang sebelumnya disampaikan terkait kekerasan dalam pengasuhan dan narkoba akan berdampak pada jaringan syaraf otak menjadi tidak normal dimana akan terganggu atau rusak, seperti tim yang datang bersamanya bersyukur atas izin Allah dan kuasaNya isi kepalanya masih bisa digunakan dengan cara terus belajar.

Parenting atau pendidikan sejatinya bukan dimulai saat anak masuk sekolah, tetapi sesungguhnya sejak dari dalam kandungan  dimana terdapat sistem saraf dari otak ke janin sehingga apa yang diucapkan, didengar, dikerjakan dan lain sebagainya akan tersambung melalui jaringan tersebut.

"Maka pada saat seorang ibu-ibu hamil memang apa yang dimakan dan diminum itu akan masuk ke janin melalui plasenta, tetapi apa yang diucapkan ibu, dilihat dan dilakukan ibu ini bisa direkam oleh janin lewat sistem saraf tadi, kapan mulai mereka?, dalam rahim usia 2 pekan otak sudah terbentuk, dan sudah mulai merekam." Terang dokter Aisyah Dahlan.

Oleh karena itu bagi yang muslim apabila saat hamil banyak berdoa atau membaca Al Qur'an maka sudah mulai terekam oleh janin, dokter Aisyah Dahlan kemudian sempat berkelakar lagi menjawab apabila ada yang bertanya bagaimana jika dirinya sudah terlanjur saat mengandung tidak mengetahui, menurutnya ini sangat mudah caranya yaitu dengan hamil kembali, peserta seminar parenting pun tertawa.

Itulah sedikit ulasan terkait penjelasan dokter Aisyah Dahlan di seminar parenting Timika soal kesalahan pola asuh dengan kekerasan yang bisa membuat konslet otak, semoga bermanfaat.***

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun