Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Tadabur Al Quran Surat Al Kautsar dan Perintah Qurban

11 Juni 2024   07:25 Diperbarui: 11 Juni 2024   08:09 66 1
Melakukan tadabbur Al Qur'an adalah amalan yang sangat dianjurkan, kaum muslimin diharapkan tidak sekedar membaca saja tetapi juga menghayati dengan baik dan benar, sehingga bisa mengambil hikmah dari setiap ayat yang disimak olehnya.
Selain membaca dan tadabbur Al Qur'an sebenarnya kaum muslimin juga diharapkan untuk mengamalkan isi kandungan firman-firman Allah SWT tersebut, sebab kitab suci inilah serta hadits adalah pedoman hidup bagi setiap orang yang beriman.

Al Qur'an berisi 114 surat yang terdapat di 30 juz dimana pada bagian terakhir lebih banyak yang pendek, salah satunya yaitu Al Kautsar dimana terdiri dari 3 ayat, dimana terdapat pendapat yang mengatakan artinya telaga untuk Nabi Muhammad SAW di surga.

Namun ada pula yang menyebutkan bahwa dalam Al Qur'an surat Al Kautsar artinya nikmat yang banyak, kehidupan, udara segar, oksigen yang bisa dihirup tanpa harus membayar, kesehatan dan lain sebagainya merupakan anugerah terindah harus disyukuri.

Firman Allah SWT tersebut berbunyi:

,  

Artinya: "Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak. Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah). Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah)"

Dikutip dari Kitab Tafsir Al Qur'an Al 'Adzim karya Ulama Ibnu Katsir saat menerangkan surat Al Kautsar setelah banyak membahas terkait maknanya sebagai telaga indah di surga, ada hadits dari Ibnu Abbas dimana menyebutkan  bahwa artinya yaitu kebaikan yang banyak.

"Dan diriwayatkan lagi dari hadits Husyaim dari Abi Basyar dan Ath' bin As Sa'ib dari Said bin Jabir dari Ibnu Abbas dia telah berkata: Al Kautsar adalah kebaikan yang banyak." Jelas Ibnu Katsir dalam kitab Al Qur'an Al 'Adzim karyanya yang banyak menjadi rujukan.

Kemudian dijelaskan bahwa makna Al Kautsar ini bisa telaga atau sungai secara umum, sebab berasal dari Al Katsrah bermakna kebaikan yang banyak. Dan itu pendapat banyak ulama terdahulu, bahkan Al Mujahid mengatakan itu sebagaimana berikut;

:

Artinya:
Bahkan Mujahid telah berkata: Al Kautsar adalah kebaikan yang banyak di dunia dan akhirat.

Pada bagian setelahnya kemudian dijelaskan tafsir ayat kedua yang maknanya maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah. Ini maksudnya yaitu sebagaimana nikmat yang banyak di dunia dan akhirat sudah diberikan kepadamu maka bersujudlah kepada Allah SWT dengan ikhlas.

Baik sholat 5 waktu setiap hari, maupun sunah atau lainnya yang disyariatkan, ikhlaskan niat saat bersujud bersimpuh di hadapan Yang Maha Kuasa, itulah sebenarnya cara pertama untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT yang telah memberi nikmat begitu banyak untuk hamba-hambanya.

Sementara cara kedua untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT yaitu sebagaimana  disebutkan pada ayat kedua wanhar maknanya dan berqurbanlah, sembelih hewan pilih antara sapi, kambing atau unta pada saat  Idul Adha atau tiga hari setelahnya berturut-turut.

Baik mendirikan sholat maupun qurban keduanya sebenarnya adalah ibadah dimana sudah seharusnya hanya dilakukan hanya karena Allah SWT saja, Rabb yang tiada sekutu baginya. Sembelihlah hewan tersebut dengan hanya menyebut namaNya tanpa ada tambahan lainnya.

Allah SWT berfirman di dalam Al Qur'an:




Katakanlah (Nabi Muhammad), "Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Itulah yang diperintahkan kepadaku. Aku adalah orang yang pertama dalam kelompok orang muslim." QS Al An'am 162-163

Sholat dan qurban dengan niat yang tulus ikhlas ini juga merupakan bentuk ibadah berbeda dari orang-orang musyrik dimana sujud serta menyembelihnya bukan karena Allah SWT tetapi untuk selainnya atau atas nama makhluk.

Qurban adalah ibadah yang tak bisa dipisahkan dari Idul Adha,  Syaikh Abu Bakar Jabir Al Jazairi menjelaskan dalam kitab Minhajul Muslim karyanya bahwa udhiyah atau qurban yaitu kambing (bisa unta atau sapi) yang disembelih pada waktu Dhuha hari raya haji, dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Abu Bakar Jabir Al Jazairi menyebutkan bahwa hukum qurban adalah sunah yang wajib bagi setiap kepala keluarga sesuai kemampuan, sebagaimana hewan yang dipilih boleh sapi, atau kambing dan unta.

Keutamaan qurban ini sangat besar sebagaimana disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW yang berbunyi:

 

Artinya: tidak ada amalan yang dilakukan oleh anak Adam pada hari Nahr (Idul Adhha) yang lebih dicintai oleh Allah selain dari pada mengucurkan darah (hewan kurban). Karena sesungguhnya ia (hewan kurban) akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, bulu, dan kukunya.

Dan sungguh, darah tersebut akan sampai kepada (ridha) Allah sebelum tetesan darah tersebut jatuh ke bumi, maka bersihkanlah jiwa kalian dengan berkurban. (HR Ibnu Majah)

Dari hadits di atas setidaknya ada tiga keutamaan ibadah qurban di hari raya Idul Adha yaitu amalan paling dicintai pada waktu tersebut, kedua hewan itu akan bersaksi saat kiamat, ridho Allah akan sampai dengan cepat bahkan sebelum darahnya menetes ke tanah.

Selain keutamaan di atas ada lagi keistimewaan dari ibadah qurban ini merujuk kepada hadits Nabi SAW yang lain yang berbunyi:

: . : , : : : .

Artinya: dan mereka telah bertanya 'apakah sembelihan ini? Rasulullah SAW bersabda: ini adalah sunah Bapakmu Ibrahim as. Mereka bertanya 'apa yang kami dapatkan darinya'. Rasulullah SAW bersabda: di setiap rambutnya ada kebaikan, mereka bertanya 'bagaimana dengan suf. Rasulullah SAW bersabda: di setiap suf ada kebaikan. HR Imam Ahmad.

Sedangkan untuk hikmah ibadah qurban ini antara lain: 1. Mendekatkan diri kepada Allah SWT 2. Menghidupkan sunnah Nabi Ibrahim as 3. Berbagi kepada kerabat dan fakir serta miskin dan 4. Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang luar biasa.

Kembali kepada tadabbur Al Qur'an surat Al Kautsar yang dibahas di awal, dimana pada ayat terakhir yang berbunyi:

Dalam tafsirnya Ibnu Katsir menjelaskan maksud dari ayat terakhir tersebut yaitu sesungguhnya orang-orang yang membencimu wahai Rasulullah SAW berikut beserta dengan apa-apa yang dirimu bawa daripada petunjuk, kebenaran, penjelasan, dan penerangan semuanya akan terputus.

Maksudnya terputus yakni terhenti dari Rahmat Allah SWT. Tidak hanya itu tetapi juga menjadi rendah dan hina. Semoga penulis sendiri dan pembaca sekalian dijauhkan dari apa yang disebut sebagai golongan orang-orang terputus. Nauzubillahi min Zalik.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun