Melakukan interaksi sosial adalah hal yang penting dilakukan oleh makhluk hidup/sosial. Karena, kita membutuhkan orang lain dalam keberlangsungan kehidupan, makhluk yang tidak bisa hidup sendiri. Dan seseorang yang dikatakan sebagai makhluk sosial jika seseorang itu telah berinteraksi dan juga bersosialisasi. Jika individu suka menyendiri dan tidak pernah berhubungan dengan orang lain, maka dia tidak mungkin hidup sebagai manusia yang normal. Oleh karenanya, interaksi sosial adalah syarat utama terjadi aktivitas sosial serta sangat besar kontribusinya dalam keberlangsungan individu saat berada dimasyarakat. Interaksi sosial adalah hubungan antara seseorang dengan seseorang yang lain dimana dapat berpengaruh satu sama lain dan sebaliknya. Bisa dengan hubungan seorang individu dengan individu, kemudian individu dengan kelompok serta kelompok dengan kelompok. Kemudian Gerungan (1996) menafsirkan interaksi sosial adalah bentuk hubungan antara seseorang dengan lingkungan, khususnya dilingkungan psikis secara umum berkisar pada sebuah usaha dalam penyesuaian diri terhadap lingkungan. Dalam lingkungan sekolahpun jika kemampuan interaksi seorang anak rendah, maka dapat menghambat kemajuan dalam proses belajar tersebut. Tak terkecuali juga dialami oleh anak yang berkebutuhan khusus saat disekolah. Problem tersebut banyak terjadi pada ABK. ABK adalah anak yang memiliki karakter khusus dan mempnyai perbedaan dengan anak secara umum baik pada segi emosinya, mental ataupun fisiknya. Ada beberapa jenis dari ABK yaitu : tunarungu (seorang anak yang mengalami gangguan fungsi pada pendengaran), tunawicara (memiliki hambatan dalam berbicara/berkomunikasi lisan dan pendengaran), tuna daksa (memliki masalah pada anggota tubuh yang tidak sempurna), anak autis (anak kesulitan berinteraksi sosail, komunikasi dan berkarakter stereotip), tuna grahita (anak dengan kemampuan intelektual dibawah rata-rata), kesulitan belajar, tuna laras (memiliki problem mengemdalikan emosi dan kontrol). kemampuan interaksi yang rendah biasanya dapat terlihat pada komunikasi dan juga kontak sosialnya, baik antar siswa abk tersebut atau dengan guru saat disekolah.  Padahal menurut dayakisni (2009) syarat dari interaksi sosial yaitu ada 2 kontak sosial dan komunikasi. Di sekolah inklusi, siswa abk yang tidak mempunyai kemampuan dalam berinteraksi sosial akan dapat berpengaruh pada kemajuan belajarnya. Seperti contoh saat siswa abk sulit untuk memahami materi pelajaran dan ia enggan untuk bertanya maka dampaknya adalah dia tidak memahami apa yang disampaikan guru dan prestasi belajarnya akan rendah. Dari adanya masalah kurangnya kemampuan interaksi sosial yang dialami anak berkebutuhan khusus tersebut, maka sebagai guru BK kita harus dapat menanganinya salah satu caranya dengan memberikan sebuah layanan berupa konseling kelompok, dimana memiliki tujuan utama yaitu lebih menekankan untuk dapat memandirikan siswa. Memandirikan dalam hal agar siswa berani berkomunikasi dengan orang lain, dapat mengatasi problem yang dialaminya sendiri tanpa bergantung pada orang lain, belajar bersosialisasi dengan orang sekitar. ABK juga dapat hidup selayaknya orang normal biasa. Tergantung dengan effort dari diri mereka saja, bagaimana mereka dapat berusaha untuk mengatasi problem-problem yang sedang mereka hadapi tentunya dengan pendampingan dari orang sekitar, baik dilingkungan sekolah, lingkungan keluarga atau lingkungan sekitar mereka. Layanan konseling kelompok adalah suatu upaya bantuan untuk memecahkan suatu problem yang dialami oleh siswa dengan cara memanfaatkan adanya dinamika kelompok. Pada konseling kelompok terjadi sebuah penempatan sikap serta keberanian bertenggang rasa. Pada kegiatan tersebut anggota dari kelompok memperoleh sebuah peluang untuk menceritakan problem yang dialaminya. Mereka bisa mengekspresikan perasaannya,  menunjukkan perhatian orang lain dan bermacam pengalaman. Dalam artikel ini nantinya akan dibahas tentang hakikat dari interaksi sosial,  hakikat dari anak berkebutuhan khusus dan jenis-jenisnya, kemudian hakikat dari konseling kelompok serta pengembangan interaksi sosial bagi anak berkebutuhan khusus melalui konseling kelompok sebagai salah satu cara untuk dapat memandirikan mereka.
KEMBALI KE ARTIKEL