Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Mengenal Tentang TRIKORA (Tri Komando Rakyat)

28 Juni 2024   11:51 Diperbarui: 28 Juni 2024   12:57 60 0
Trikora, singkatan dari Tri Komando Rakyat, adalah sebuah kampanye militer dan politik yang dicanangkan oleh Presiden Soekarno pada tanggal 19 Desember 1961 di Yogyakarta. Tujuan utama dari Trikora adalah untuk menggabungkan wilayah Papua Barat (saat itu disebut Irian Barat) ke dalam wilayah Republik Indonesia. Papua Barat sebelumnya berada di bawah administrasi Belanda, meskipun Indonesia telah merdeka sejak tahun 1945.

Latar Belakang

Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Belanda masih berupaya mempertahankan kontrol atas wilayah Papua Barat. Indonesia menganggap seluruh wilayah bekas Hindia Belanda, termasuk Papua Barat, sebagai bagian dari wilayahnya yang sah. Ketegangan antara Indonesia dan Belanda meningkat seiring berjalannya waktu, karena Belanda tidak menunjukkan tanda-tanda menyerahkan Papua Barat.

Deklarasi Trikora

Pada 19 Desember 1961, Presiden Soekarno mengumumkan Trikora di Alun-Alun Utara Yogyakarta. Isi dari Trikora adalah sebagai berikut:

1. Gagalkan pembentukan negara boneka Papua buatan Belanda.

2. Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat, tanah air Indonesia.

3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan tanah air bangsa.

Pelaksanaan Trikora

1. Operasi Militer: Pemerintah Indonesia kemudian melancarkan berbagai operasi militer untuk menguasai Papua Barat. Operasi-operasi ini termasuk operasi infiltrasi dan serangan militer secara langsung. Salah satu operasi yang terkenal adalah Operasi Mandala yang dipimpin oleh Mayor Jenderal Suharto.

2. Diplomasi Internasional: Selain operasi militer, Indonesia juga melakukan berbagai upaya diplomasi di tingkat internasional untuk mendapatkan dukungan bagi penggabungan Papua Barat. Negara-negara seperti Uni Soviet dan negara-negara Blok Timur memberikan dukungan politik dan militer kepada Indonesia.

Perundingan dan Penyerahan

Setelah beberapa tahun ketegangan dan konflik, akhirnya pada 15 Agustus 1962, ditandatangani Perjanjian New York antara Indonesia dan Belanda. Perjanjian ini dimediasi oleh PBB dan menghasilkan beberapa kesepakatan penting, antara lain:

1. Papua Barat akan diserahkan kepada UNTEA (United Nations Temporary Executive Authority) selama satu tahun.

2. Setelah itu, Papua Barat akan diserahkan kepada Indonesia.

3. Dalam waktu dua tahun setelah penyerahan, akan diadakan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) di Papua Barat untuk menentukan apakah mereka ingin bergabung dengan Indonesia atau merdeka.

Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera)

Pada tahun 1969, diadakan Pepera yang diawasi oleh PBB. Meskipun ada kontroversi mengenai proses dan hasil Pepera, mayoritas yang disurvei memilih untuk bergabung dengan Indonesia. Hasil ini kemudian diterima oleh PBB dan Papua Barat resmi menjadi bagian dari Indonesia.

Dampak dan Warisan Trikora

Trikora memiliki dampak yang signifikan dalam sejarah Indonesia. Keberhasilan mengintegrasikan Papua Barat dianggap sebagai pencapaian besar dalam mempertahankan keutuhan wilayah Indonesia. Namun, hingga kini masih ada ketegangan dan perbedaan pendapat mengenai status Papua Barat. Beberapa kelompok di Papua masih memperjuangkan kemerdekaan, sementara pemerintah Indonesia terus berupaya untuk membangun dan mengembangkan wilayah tersebut.

Kesimpulan

Trikora adalah bagian penting dari sejarah perjuangan Indonesia untuk menyatukan seluruh wilayah bekas jajahan Belanda. Meskipun menghadapi banyak tantangan, baik dari dalam negeri maupun internasional, Indonesia berhasil mencapai tujuannya melalui kombinasi operasi militer dan diplomasi. Namun, warisan Trikora juga meninggalkan isu-isu yang hingga kini masih menjadi tantangan bagi pemerintah dan masyarakat Indonesia.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun