Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Preet

20 November 2013   05:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:55 58 0
Pernahkah kau mendengar lagit rapuh yang terpaksa berdenting

Matahari setengah terang dan rembulan kelabu

Coba dengar pula lolong panjang ajag pengawal malam - malam kelam hutan panjang

Meremang hakiki pada akal setengah tersadar

Kearah mana peradaban kan condong memaling pandang

Culas yang ramah tersamar senyum getas birokrat garong

Dibelakangnya...berbaris macan menyandang bakul kosong

Lumbung - lumbung dikampung pada kosong ? Itu lain cerita

sang raja menderap angkuh di leret kepala jelata...

Apa pedulinya tenteng lengen kekar pak tani yang kelu dimulut karung - karung pupuk kosong

Ttumpukan benih pada mati

Tangkai cangkul rapuh bertelekan musim

Sekejab kering...sekejab banjir..

Sebentar hama...sekedarnya garong ( katanya)

Ahhh...Para nelayan manti kelelep semata

Dijantung pantai kelojotan digedor renten

Pret...lah semua

Semua juga udah tau

Cukup tahu

Tanggapan ?

Buah kerja nyata ?

Buat apa

Toh sekalipun rumah besar bersama ambruk dimakan gempa

Kita tinggal susun proposal rumah baru yang lebih mentereng...

Lebih komplit...

Lebih...

Rakyat tinggal...

lebih....

Hekkk.....

Lenteng Agung, 10 Agustus 2010

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun