Maka dengan menawarkan empat langkah strategis yang terukur dan berorientasi pada kemjauan setiap warga Jakarta, pasangan ini menunjukkan pemahaman mendalam terhadap kompleksitas masalah perkotaan sekaligus memberikan visi yang relevan dengan kebutuhan Jakarta sebagai kota megapolitan.
Langkah pertama yang diusulkan RIDO adalah mengelola volume kendaraan secara akurat berdasarkan kapasitas infrastruktur jalan. Berbeda dari pendekatan umum yang hanya membatasi usia kendaraan, pasangan ini menekankan pada regulasi volume kendaraan agar tidak melampaui batas kemampuan jalan. Pendekatan ini menunjukkan kedewasaan dalam perencanaan karena menyasar akar masalah, yaitu ketidakseimbangan antara infrastruktur dan jumlah kendaraan. Dengan metode ini, penggunaan jalan bisa lebih teratur tanpa harus mengorbankan aksesibilitas warga.
Selain itu, pemerintah di bawah pasangan RIDO akan memastikan panjang jalan yang tersedia digunakan secara optimal, tanpa memicu kepadatan berlebih. Hal ini bukan sekadar janji kosong, tetapi solusi berbasis data dan analisis yang relevan dengan kebutuhan Jakarta saat ini.
Langkah kedua adalah memperluas akses dan meningkatkan kualitas transportasi publik. RIDO menawarkan solusi yang tidak hanya realistis tetapi juga berorientasi jangka panjang, seperti memperluas jaringan Jak Lingko hingga ke wilayah kampung, serta meningkatkan layanan Transjakarta dan Transjabodetabek. Komitmen ini sejalan dengan harapan masyarakat, terutama kalangan bawah yang sering mengeluhkan keterbatasan akses transportasi umum.
Transportasi publik yang terjangkau dan mudah diakses oleh semua lapisan masyarakat adalah kunci untuk mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi. Dengan menyediakan opsi transportasi berkualitas, pasangan ini menawarkan pendekatan inklusif yang akan membawa dampak positif tidak hanya pada pengurangan kemacetan, tetapi juga pada penghematan biaya hidup warga Jakarta.
Penerapan teknologi Electronic Road Pricing (ERP) sebagai langkah ketiga menunjukkan kemampuan pasangan ini dalam memanfaatkan teknologi modern untuk mengatasi masalah lalu lintas. Sistem ERP memungkinkan pengguna jalan membayar biaya saat melintasi jalur tertentu, sehingga penggunaan jalan menjadi lebih efisien dan optimal.
Langkah ini tidak sekadar membatasi mobilitas warga, tetapi mendorong perubahan pola perilaku menuju penggunaan transportasi umum dan pengelolaan kendaraan pribadi yang lebih bijak. Dengan teknologi seperti ini, pengelolaan lalu lintas Jakarta dapat masuk ke era baru yang lebih cerdas dan efisien.
Yang membedakan pasangan RIDO dari kandidat lainnya adalah fokus mereka pada pembangunan jalan yang menempatkan manusia sebagai pusat perhatian. Dalam langkah keempatnya, mereka mengusulkan agar pembangunan jalan selalu dilengkapi dengan fasilitas pejalan kaki, seperti trotoar yang layak. Konsep ini menunjukkan keberpihakan mereka pada masyarakat luas, termasuk pejalan kaki dan pengguna transportasi non-bermotor.
Pembangunan trotoar yang direncanakan hingga empat kali lipat dalam lima tahun adalah langkah ambisius namun realistis. Hal ini menjadi solusi untuk mengurangi ketergantungan pada kendaraan bermotor, mendorong gaya hidup sehat, dan menciptakan ruang kota yang lebih ramah lingkungan. Pendekatan ini juga akan membawa transformasi besar pada cara warga Jakarta berinteraksi dengan ruang publik.
Empat langkah strategis yang diusulkan pasangan RIDO bukan hanya untuk mengurai kemacetan, tetapi juga untuk menciptakan Jakarta yang lebih manusiawi dan nyaman bagi semua warganya. Pendekatan yang berbasis data, teknologi, dan orientasi manusia ini menunjukkan kematangan visi mereka sebagai pemimpin yang mampu menghadirkan solusi nyata bagi ibu kota.
Dengan perencanaan yang matang dan inovasi yang relevan, pasangan Ridwan Kamil-Suswono memberikan harapan baru bagi Jakarta. Mereka adalah pilihan paling ideal untuk memimpin Jakarta menuju masa depan yang lebih baik---sebuah kota yang tidak hanya bebas dari macet, tetapi juga layak huni bagi semua lapisan masyarakat.