Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Pak Tua, Bertopi Putih

30 Desember 2018   06:43 Diperbarui: 30 Desember 2018   06:45 95 2
Saat  mengayuh becaknya, dia banyak bicara soal kehidupannya yang berat.  Soal istrinya di rumah dan dua cucunya yang dititipkan anaknya  yang bekerja di Malaysia sebagai kuli bangunan. Soal susahnya mencari muatan hingga sering dia hanya membawa pulang uang di bawah Rp 10 ribu. Padahal dia harus membeli beras dan lauk-pauknya untuk makan sekeluarga.

"emamg pekerjaanku sepeti ini nak setiap pagi sampai larut sore hanya mengkal di depan pasar. Nah kalau anak yang di luar negri dia juga kerja namun kadang tidak dikirimin uang nak. ia mau bagaimana lagi, di nikmati aja hidup ini lantaran Tuhan memberikan rezeki sedikit kepada keluarga dan anak-anak saya itu terserah yang maha kuasa," keluhnya lagi.

Pak Tua selanjutnya mengatakan, Pemkot Bangkalan mestinya memperhatikan mereka. Warga miskin seperti dirinya jangan dibiarkan hidup dalam keadaan berat. Setidaknya, kata dia, Pemkot Banjar membuat atau mengadakan program pemberdayaan masyarakat untuk masyarakat kecil seperti mereka.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun