Suatu hari, sebagaimana rutinitas saya sebagai seorang guru, saya berangkat ke sekolah untuk melaksanakan tugas di sebuah madrasah tsanawiyah, walaupun madrasahnya berlabel ‘yayasan’ dan jabatan saya hanya sebagai guru honorer, tapi banyak ilmu yang dapat saya petik dan tularkan di sana, baik kepada sesama guru maupun kepada anak didik saya. Setiba di madrasah, sudah ada beberapa guru yang sedang sibuk dengan pekerjaan mereka, dan seperti biasanya mereka selalu menyapa dan menyambut saya dengan senyum sumringah mereka, tapi ada sedikit kejadian yang membuat hati saya bergejolak pada hari itu, kebanyakan mereka bersalaman dengan saya sambil berucap “Selamat, Pak.”