Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

SBY Tak Pantas Balas Surat Nazarudin

21 Agustus 2011   23:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:34 216 1
[caption id="attachment_130760" align="aligncenter" width="450" caption="Seorang bocah miskin di Yogyakarta berkirim surat ke SBY soal pendidikan (photo/antara)"][/caption] Tadinya saya berfikir surat balasan dari presiden kita, SBY, adalah berita gosip. Tapi semua itu terbantah ketika pagi ini saya menyempatkan membaca berita online, melihat postingan di Kompasiana, memverifikasi surat dan seterusnya. SBY benar-benar berbalas surat! Sebelum ini saya posting di Kompasiana tentang Nazar yang berkirim surat akan berpotensi menggantung SBY dalam arti kiasan dan bisa juga sesungguhnya jika tidak hati-hati. Lihat saja isi surat Nazar yang dikirim ke SBY beberapa waktu lalu, kurang lebih Nazar tanpa malu-malu seenak jidatnya meminta perlindungan dari dewan pembina Demokrat yang kebetulan kerja sampingan sebagai presiden RI. Pada akhir tulisan saya memberi nasehat kepada presiden kita agar tidak memberikan tanggapan macam-macam atas surat itu agar Nazar tidak merasa besar  dan sebisa mungkin tersisih secara politik, agar merasakan menjadi koruptor itu dapat balasan setimpal di depan hukum. Tapi ternyata nasehat saya tidak didengar Pak SBY. Saya sih tidak berharap nasehat saya didengar. Sebab, sayalah yang masih muda membutuhkan nasehat dari beliau yang kebetulan juga lewat syair lagunya pandai beri nasehat. Pak SBY juga mumpuni untuk beri nasehat, itulah alasan mengapa dia diangkat menjadi dewan pembina di partainya. Juga teruji, karena banyak dapat penghargaan. Tapi, surat Nazarudin di balas!  Gimana dong?! Saya baca surat itu paragraf demi paragraf siapa tahu saya mendapatkan sesuatu yang penting untuk diresapi. Namun hingga akhir paragraf surat SBY tidaklah romantis, tidak spesifik kepada Nazarudin, sebab pada paparannya SBY hanya mengatakan kurang lebih hukum harus ditenggakkan, aparat bekerja profesional, SBY bisa jamin bisa memerintahkan aparat penegak hukum untuk bekerja keras agar korupsi bisa diberantas. Singkat kata, normatif. Saya kecewa dengan Pak SBY karena menyempatkan membalas surat Nazarudin padahal samasekali tidak penting. Bukankah Pak SBY lebih baik mengurus antisipasi krisis yang melanda AS dan Eropa. Mencermati baik-baik fluktuasi harga sembako jelang lebaran. Mengawasi angkutan lebaran yang masih rentan kecelakaan. Memonitor perkembangan infrstruktur mudik yang belum rampung, dan masih banyak lagi. Kekecewaan saya tidak berhenti di situ, kian bertambah saat mengetahui surat itu dikirim langsung ke Mako Brimob, kata jubir presiden antusias (21/08). Pengiriman surat itu secara langsung ke Mako Brimob menjadi bukti bahwa SBY memang telah berhasil dicuci otaknya oleh Nazarudin. Bukankah selain surat Nazarudin, selama ini ada surat-surat lain dari rakyat kecil yang membutuhkan respon SBY secepat mungkin, tetapi belum sempat dibalas?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun