Dalam masyarakat pra-kapitalis, eksploitasi nilai lebih terjadi di ruang non-ekonomi seperti politik, warisan, dan budaya. Sebagai contoh, di masyarakat feodal Eropa, nilai lebih dari kelas produsen digunakan oleh berbagai entitas seperti bangsawan, lembaga keagamaan, dan pedagang dalam bentuk sewa tenaga kerja, bunga dalam bentuk barang, sewa uang, dan keuntungan.
Namun, dalam masyarakat kapitalis, eksploitasi nilai lebih terjadi secara langsung di ruang ekonomi, terutama dalam produksi guna menciptakan nilai tambah. Proses akumulasi kapitalis, yang semula terjadi di ruang non-ekonomi, semakin terintegrasi ke dalam perekonomian, terutama di bidang produksi, untuk menciptakan nilai tambah yang signifikan.