Semenanjung Korea, dengan fokus utama di Korea Utara, telah menarik perhatian global secara signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Situasi menjadi hangat setelah keputusan kontroversial Korea Utara untuk secara resmi menarik diri dari Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir pada tahun 2003. Langkah tersebut menandai titik balik yang kritis dan memungkinkan Korea Utara untuk melanjutkan program nuklirnya yang baru. Negara ini telah melaksanakan serangkaian uji coba nuklir yang menonjol dalam empat belas tahun terakhir: pada 2006, 2009, 2013, Januari 2016, September 2016, dan 2017. Dengan enam uji coba nuklir, Korea Utara adalah pemimpin berdasarkan frekuensi uji coba nuklir. Tidak hanya mencatat peningkatan teknologi nuklir, namun kegiatan ini juga memunculkan kekhawatiran internasional yang mendalam. Tindakan negara ini menarik perhatian dunia sebagai potensi ancaman terhadap stabilitas informasi, yang kemudian menyebabkan ketegangan antara negara-negara besar dan lokal serta mengganggu respons diplomatik dan ekonomi dari berbagai negara dan organisasi di wilayah ini. Keberadaan Korea Utara sebagai kekuatan nuklir baru adalah tantangan serius bagi sistem non-proliferasi global. Korea Utara membuat langkah-langkah khusus yang menunjukkan kepentingannya dalam kekuasaan untuk mengekang pengaruh Amerika Serikat/Semakin berkembangnya keadaan tersebut menguraikan fakta bahwa Korea Utara mampu bermain-main dengan senjata nuklir.
KEMBALI KE ARTIKEL