Kebanjiran di Cilandak tersebut menyebabkan banyak warga dan pengguna jalan yang melawan arus jalan yang menjadikan kemacetan di daerah tersebut. Kebanjiran terjadi karena curah hujan yang sangat tinggi.
Kebanjiran tersebut juga menyebabkan kerusuhan karena banyak pengguna jalan yang melangar lalu lintas sehingga banyak pengguna jalan dan warga setempat kesusahan terhadap mobilitas yang terhambat karena kerusuhan tersebut. Kemacetan jalan juga menjadi masalah bagi warga setempat. Warga merasa sangat dirugikan karena jalan tersebut menjadi sangat padat.
Menurut jurnal dari Yupi Hendri permukiman warga yang terkena dampak kebanjiran akan mempengaruhi segala aktivitas dan kehidupan dari manusia yang mendiami permukiman tersebut. Warga kesusahan untuk mengevakuasi barang mereka karena padat nya tempat oleh pengguna jalan yang mengalami kemacetan serta air banjir yang belum juga surut.
Peneliti Pusat Penelitian Kebijakan dan Manajemen IPTEK dan Inovasi LIPI, Galuh Syahbana Indrapahasta, menjelaskan banjir terjadi karena pengelolaan lingkungan DKI Jakarta yang buruk. Warga setempat tidak memperhatikan aspek lingkungan di daerah mereka, pengelolaan lingkungan cilandak cukup buruk.