Garudaku sedang tidak baik-baik saja
Retakan perisai melukai sayap emasnya
Darah dan air mata menetes di bumi Indonesia
Oh, apakah gerangan yang menimpa?
Cahaya bintang putih kian pudar
Kesucian jiwa tak lagi berpendar
Putra-putri ibuku bangga di persimpangan
Tak acuhkan aturan-aturan Tuhan
Ber-adat tapi jumawa bermoral bejat
Budaya asing bebas menyelusup pesat
Rantai emas kian berkarat
Kaya-miskin tak lagi berjabat
Kursi-kursi tiada lagi bermartabat
Sebatas perebutan kerajaan pejabat
Suara-suara rakyat tetap saja menangis melarat
Daun-daun meranggas
Masih adakah keteduhan yang kau rasakan?
Kala sulur-sulur asing turut menjalar
Menghisap saripati beringin yang kau banggakan
Tanduk banteng menjelma mahkota
Permusyawaratan tiada lagi perwakilan
Kebenaran hanyalah milik Sang Tuan
Titahnya tiada yang sanggup melawan
Boneka-boneka kian murah diperjual-belikan
Padiku layu
Kapasku mengering
Tanahku, airku, bukan lagi milikku
Entah kenapa terasa begitu asing?
Ah, mungkinkah padi dan kapas impor?
Pantai dijual
Gunung dijual
Pulau dijual
Benar-benar makelar handal
Wahai, tunas bangsa
Sembuhkanlah Sang Garuda
Bilakah terbang tinggi ke angkasa?
Pekiknya menggetarkan dunia
Jakarta, 07 Agustus 2023