4 Mei 1947, di sebuah masjid di Yogyakarta telah bersimpuh seorang pemuda memikirkan nasib bangsanya, dilihat negaranya yang masih prematur ini rentan akan goncangan, ditatapnya para muda-mudi yang selalu bersebrangan, kaum pelajar saling hujan-menghujat yang santri mengkafirkan anak sekolah umum dan yang sekolah umum mengolotkan yang santri.
KEMBALI KE ARTIKEL