Kamu Kuliah Jurusan Apa?
Sejujurnya, saat awal mendaftar kuliah jurusan farmasi, saya pikir akan kuliah seperti S1 umumnya yaitu sekitar 4 tahun, lalu terjun ke dunia kerja. Akan tetapi setelah saya lolos, saya diberitahukan oleh sepupuku yang merupakan seorang mahasiswa tingkat akhir saat itu, bahwa perlu melanjutkan pendidikan Profesi Apoteker setelah lulus Sarjana Farmasi untuk kemudian benar-benar kerja.
Ya begitu, karena memang demikian peraturan di Indonesia, bila hanya Sarjana Farmasi maka hanyalah seorang Tenaga Teknis Kefarmasian. Selanjutnya, ada pendidikan dan praktik kerja yang perlu dilalui sehingga memiliki kompetensi dan surat tanda registrasi sebagai seorang Apoteker, atau kadang saya menjelaskan lebih sederhana bahwa harus kuliah 1 tahun lagi untuk dapat lisensi sebagai Apoteker.
Iya, lisensi tersebut sangat penting, dan agak tanggung bila hanya Sarjana Farmasi, sedikit lagi pengorbanannya demi penghasilan yang lebih tinggi bila ingin berkutat di bidang kefarmasian.
Ketika ditanya saudara yang berpendidikan minim di kampungku, saya menjelaskan bahwa saya kuliah jurusan membuat obat. Lalu, mereka akan mempertanyakan apakah prospek kerja bagus? Saat awal mendaftar jurusan ini, memang hanya ini yang saya ketahui, tetapi saya berpikir, "Bukankah sangat mulia bisa menghasilkan obat yang menyembuhkan dan menyehatkan?"
Hal ini agak berbeda saat bercerita dengan tante-tante (yang juga berpendidikan minim) tetapi yang menetap di Singapura dan Malaysia. Mereka mengacungkan jempol terhadap jurusan ini, dan membuatku penasaran akan sosok Apoteker di negara tetangga.
Kemudian, setelah mendapatkan orientasi dari pihak kampus, barulah saya mengerti bahwa masih banyak keahlian lain seorang Apoteker. Namun, saat saya kembali bercerita pada saudara-saudara yang masih picik wawasan tentang Apoteker, mereka masih mempertanyakan, "Mungkin itu hanya teoritis, mana pernah lihat ada Apoteker seperti itu?" Iya, memang Apoteker belum eksis di kampungku saat itu. Oleh karena itu, semakin kuat tekad ku untuk balik kampung sebagai seorang Apoteker yang eksis sesuai kompetensi.
Tetapi,ternyata tidak hanya di tempat kecil seperti kampung halamanku. Saat sedang kuliah dan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA), saya juga mendengar banyak cerita dan merasakan mirisnya profesi yang akan dijalankan ini. Mulai dari eksistensi pada masyarakat, hingga kehormatan sesama tenaga kesehatan. Namun, semua itu tentu harus bermula pada bagaimana para Apoteker mengeksiskan diri secara profesional di kalangan masyarakat dan tenaga kesehatan. Jadi, saya harus kuliah baik-baik dulu!