Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Rindu Itu

14 Juli 2022   18:52 Diperbarui: 11 Juli 2024   11:28 58 1
Adzan maghrib 10 dzulhijah telah berkumandang
Pertanda idhul adha telah bertandang
Takbir di mesjid dan musala saling melantang
Sementara anakmu ini masih di rantau seberang

Entah ini lebaran ke berapa tidak pulang
Berkutat dengan ambisi dan semangat juang
Ambisi diri yang entah sekedar eksistensi
Tapi tetap rindu pulang tak bisa dipungkiri

Bulir embun di ujung netra tak mampu dibendung
Meski berusaha tak tumpah membasah bumi
Oh ibu, anakmu rindu sudah sangat merundung
Ingin rasanya laut itu direnangi

Oh Allah, jika rindu pulang sebegitu dahsyatnya
Rindu malaikat tak bersayapku sangatlah membuncah kalbu
Rindu untuk perempuan yang disebut sebagai ibu
Rindu anak yang ingin dipangku
Akankah rindu 'pulang' yang sesungguhnya juga seperti itu
Yang harusnya lebih berat dari rindu yang dikatakan oleh Dilan itu
Rindu yang harus dipupuk setiap waktu
Dengan keinginan yang harusnya menggebu
Menyiapkan perbekalan dari Senin hingga Minggu
Perbekalan penuh menuju keharibaan Tuhanku
Dengan berjalan di aturan agar tak buntu

Bersiap pulang menemui ibu
Lebih bersiaplah untuk pulang menuju Penciptamu
Yang pasti memanggilmu kembali tanpa hitung waktu
Sudah siapkah aku, kamu?
Masihkah ada rindu?
Masihkah rindu menggebu?
Masihkah mampu berkata rindu?
Rindu oh rindu
Rindu kepada Tuhanku
Juga kepada ibu

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun