Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Kritik

23 Mei 2013   23:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:07 374 0
Generasi muda dewasa ini telihat ahli dalam berkritik. Mereka tahunya mengkritik tanpa berbuat hal yang pasti pada negerinya. Tahunya menggantungkan sebagian besar pengharapan pada penguasa atau wakil-wakil yang berada di senayan. Entah kritikan itu dilakukan karena tiada hal yang dapat diperbuat? Atau mereka telah berbuat sesuatu dan menganggap hal tersebut belum tentu dapat dilakukan oleh orang lain sehingga mereka pun menjadi orang yang congkak.

Apakah hal ini sepenuhnya dapat dipersalahkan kepada para generasi pembangun bangsa selanjutnya?

Pemerintah mungkin telah berusaha melakukan yang terbaik bagi kesejahteraan rakyat. Tapi hal tersebut berada dalam tataran kemungkinan. Kita tidak mengetahui secara pasti apa yang benar-benar telah dilakukan oleh pemerintahan kita. Begitu banyaknya karakater yang memegang negara ini sehingga sulit buat memastikan siapa diantara mereka yang benar-benar tulus dalam memberikan pelayanan kepada rakyat? dan siapa diantara mereka yang hanya ingin mendapatkan pelayanan dari rakyat, ingin dihormati, ingin disanjung, serta segala macam sifat kecongkakan lainnya?

Jokowi Ahok seperti itulah mereka dikenal. Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Gubernur Ibu Kota Negara Indonesia. Apakah pelayanan yang mereka berikan benar-benar hal yang tulus? Melihat dari isi pemberitaan media elektronik atau media cetak tentunya kita telah dapat memberikan penilaian bahwa apa yang sampai saat ini telah mereka lakukan merupakan pelayanan yang memang ditujukan buat rakyat. Bagaimana halnya dengan Susilo Bambang Yudoyono? Kepala Negara sekaligus Kepala Pemerintahan Negara Rep. Indonesia?

Seperti itulah cara penilaian yang bisa diberikan, kita hanya bisa memberikan nilai berdasarkan apa yang tampak, apa yang telah terjadi. Sulit memberikan penilaian pada apa yang tidak tampak dan apa yang belum terjadi, sebagai manusia tanpa berkelebihan kita hanya bisanya menerka-terka.

Beberapa orang beranggapan bahwa tiada hal yang dapat diperbuat di negeri ini kalau hal yang telah diperbuat kadang kurang menarik minat negara untuk menindaklanjutinya. Berbeda halnya di negara lain sekecil apa pun hal yang telah diperbuat kemungkinan besar akan ada tindak lanjutnya.

Sebagian besar mengetahui "Upin & Ipin" merupakan karakter Kartun yang asalnya dari Malaysia. Bahkan kartun ini telah menjadi salah satu ikon pariwisata Malaysia. Tetapi hanya sebagian kecil yang mengetahui kalau pencipta karakter "Upin & Ipin" ini asalnya dari Indonesia. Sempat katanya "Upin & Ipin" ditawarkan kepada pihak Indonesia oleh penciptanya sendiri. Entah bagaimana ceritanya sehingga penawaran tersebut dialihkan ke Malaysia. Menjadi populer di Malaysia, terkenal secara global barulah Indonesia membeli hak siarnya. Seandainya Indonesia menerima tawaran tersebut maka akan berbeda ceritanya.

Atau anggapan itu seperti ini buat apa persulit diri membuat skripsi dengan penelitian yang susah. Kalau pada akhirnya keluar dari perguruan tinggi masuk ke dunia kerja skripsi tersebut pun terlupakan.

Skripsi yang merupakan syarat kelulusan bagi mahasiswa strata 1 perguruan tinggi. Mungkin telah menjadi rahasia umum hanyalah formalitas dalam perolehan gelar dari perguruan tinggi. Bagaimana tidak, skripsi yang dibuat kemudian dipertahankan di seminar hasil pada akhirnya hanya akan berada di lemari perpustakaan. Dan sedihnya tidak bakalan akan disentuh hingga masanya tiba. Seperti apakah masa dari skripsi itu? Disaat telah ada calon penulis yang ingin menulis skripsi dan kebingungan ingin menulis hal apa atau calon penulis yang benar-benar tidak paham sama sekali dengan cara penulisan skripsi. Sehingga calon penulis tersebut akan mencari contoh penulisan skripsi dengan mengunjungi perpustakaan dan meminjamnya kemudian dipelajarinya. Seperti itulah masa-masa berbahagia bagi skripsi.

Kurangnya tindak lanjut dari apa yang telah diteliti dan ditemukan oleh para penulis skripsi membuat sebagian besar orang cenderung malas melakukan penelitian. Sehingga para penulis skripsi dewasa ini hanyalah menulis apa yang mereka tahu dan hal mudah buat mereka ketahui. Jadi, mau tidak mau kita harus menerima apabila ada sebuah artikel yang berjudul "LULUSAN INDONESIA HANYA BERMODALKAN IJAZAH". Tenaga kerja Indonesia telah mendapatkan predikat buruk di negara lain. Di dalam artikel itu disebutkan bahwa ada perawat Indonesia yang saat ini berada di Jepang berganti halauan menjadi cleaning service karena ilmu yang dikuasainya kurang membantunya. Sama halnya para tenaga kesehatan yang dikirim ke Timur Tengah dideportasi disebabkan tenaga kesehatan ini tidak dapat bersaing dengan lulusan luar negeri.

Jadi, dalam hal ini siapakah yang harus dipersalahkan? Apakah ada yang harus dirubah di negara ini? Yang pastinya perubahan itu haruslah dimulai dari diri pribadi maka selanjutnya akan terlihat siapa yang patut dipersalahkan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun