Saat kau sentuh jemari remajaku
Serasa tak pantas, karena malunya aku
Pada intaian rembulan di balik awan
Ketika itu
Masih terlalu pagi
Tika pertama kau kecup keningku
Begitu terasa resapnya, hingga ke dasar hati
Menimbulkan riak kecil di jantungku
Berirama tanpa nada
Masih terlalu pagi
Waktu kau lamar jiwa dan ragaku
Hatimu merengkuhku, dalam selaksa pesonamu
Melebur aku bersama hasrat kasihmu
Bagai akulah ratu dalam duniamu
Masih terlalu pagi
Ketika lonceng itu berbunyi memanggilmu
Agar segera pergi meninggalkanku
Bahkan tanpa kecupan selamat pagi
Kau pergi tanpa isyarat
Masih terlalu pagi... terlalu pagi...
Dimana aku tetap mengirimkan asaku tanpa henti
Hingga waktu memanggilku kembali
Mungkin saja di pagi yang masih terlalu pagi