duduk termangu di selasar
menghabiskan secangkir minuman rindu
aku menantikan rembulan bersemu
di tengah perselisihan yang menghajar
//
bibir itu bak gelembung yang meletup-letup
seolah tak sanggup lagi untuk mengatup
layaknya putri malu yang tertutup
/
sejumput kertas telah kusiapkan
sebagai tanda bermulanya jarak membentang
antara aku pula dirimu yang berpulang
sebelum janji diucapkan
//
sukmanya mengobarkan bara
hingga keringat hadir tanpa aba-aba
di atas permukaan wajah mempesonanya