Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Pertanian Indonesia Maju

16 Mei 2019   07:45 Diperbarui: 16 Mei 2019   08:03 65 1
Agrotani - Pendahulu dan para pahlawan semua cemas tentang permasalahan Regenerasi Pertanian, namun ini adalah kenyataan indonesia kita. Jika kita berbicara tentang pertanian, maka kita berbicara tentang hajat orang banyak, politik tertinggi sebuah negara dan kebutuhan yang dianggap lupa.

Kita masih ingat swasembada beras yang tercapai pada tahun 1984 ternyata tidak dapat dipertahankan dan hanya dua tahun kemudian Indonesia terus-menerus membuka kran impor beras. Menjadi importir beras merupakan mimpi buruk ketika swasembada pangan telah tercapai. Meskipun sebesar volume impor pada tahun 1997, tapi impor beras menjadi ketergantungan karena produksi dalam negeri tidak pernah mencukupi kebutuhan konsumsi dalam negeri.

Bukan hanya dalam satu bidang atau hanya satu permasalahan yang dihadapi oleh petani yang rata-rata miskin dan lemah dalam meraih hak nya. Semua lulusan sarjana pertanian atau yang sekarang sedang kuliah di fakultas pertanian mereka cemas dengan masa depannya, mereka kebingungan akan kerja dimana dan bingung bagaimana menjadi petani. Kita tahu, karena kurikulum pembelajaran di Indonesia bukan diarahkan untuk menjadi berkembang tetapi materi yang dipatok. Dan para orang tua sepertinya masih tertidur bahwa sekarang banyak mahasiswa yang beranggapan bukan ilmu tapi izajah S1.

Mereka tahu sejarahnya bagaimana menurunnya tren anak muda menjadi petani. Dari 10 mahasiswa hanya ada 1 yang akan menjadi petani tulen, penelitian itu dilakukan oleh para ahli sudah 10 tahun yang lalu.

Kita sudah mengingat sejarahnya dan sekarang kita lihat bukti kemajuan dan kemunduran kita. Di dalam sektor pertanian apa itu regenerasi Pertanian ?

Unuk sekarang ini devinisi "Regenerasi Pertanian" memiliki arti kata yang luas dan pemahaman yang bebeda, jika secara umum dikatakan sebagai penerus generasi yang akan datang maka siapa yang akan meneruskan jika hanya sedikit orang. Jika kita katakan penumbuhan minat petani muda maka siapakah yang akan berminat dan kita harus tahu sasarannya.

Melebihi logika Regenerasi Pertanian

Kita yakin bahwa para petani bukanlah orang yang malas sehingga menjadi miskin. Namun sekeras apapun bekerja, pendapatan yang diperoleh sangat kecil dan hanya mampu untuk memenuhi kebutuhan subsisten. Sedangkan untuk membiayai ongkos produksi periode berikutnya, satu-satunya cara adalah berhutang.

Petani sebagai tokoh utama dalam posisi yang sangat menyedihkan, tanpa masadepan yang jelas dan kelayakan yang kurang.  

Logikanya jika anak-anak muda calon petani sudah mengetahui ada titik cerah tentang hak dan kewajibannya maka generasi selanjutnya akan tercipta. Anak muda sekarang jangan disamakan dengan generasi abad ke 20 yang memiliki anggapan sederhana. Melintang melebihi halusinasi yang diciptakan anak muda sekarang bahwa pertanian itu kotor dan tidak menjanjikan.

Jika ada orang berkata "AYO BERTANI" Sedikit keras dan kita harus sadar bahwa penyampaian sesuatu itu harus mudah dicerna, bukan kata-kata yang intelek yang petani butuhkan, tetapi jalan keluar untuk kepastian mereka hidup.

Akhir-akhir ini di beberapa desa puluhan petani meninggal dunia akibat penggunaan pestisida yang berbahaya, apakah bisa dikatakan sebagai pahlawan pangan ? Dan kita tahu betul bahwa pestisida di negara maju sudah dilarang. Ini menambah halusinasi bagi para anak muda calon petani, mereka menganggap petani itu berbahaya. Generasi muda memiliki pengetahuan yang lebih dibandingkan dengan generasi sebelumnya, dia menguasi teknologi dan dibekali dengan pengetahuan yang sangat cerdas.

Sudah bermunculan teknologi yang dibuat oleh tangan-tangan anak bangsa tentang pertanian, namun tidak sedikit juga karya tangan-tangan anak bangsa yang tidak dilanjutkan.

Banyak masalah yang timbul pada generasi pertanian dan jika dijabarkan mungkin akan mengorek sejarah kebusukan ekonomi indonesia, saya rasa untuk menyelesaikan masalah ini harus adanya kerjasama antara pemerintah, petani dan masyarakat untuk menciptakan kesejahtraan bersama.

Roda Pemerintah

Pemerintah terlalu fokus untuk menaikan hasil pertanian, karena mengejar target yang sudah disusun dan itu wajar karena kebijakan. Penyuluh pertanian, petugas lapangan yang diujung lidah antara pemerintah dan kebijakan yang tidak tegas ketika berlangsung dilapangan.

Jika saja pemerintah fokus pada SDM petani dan penerimaan saran serta keritik dari masyarakat petani, maka silaturahmi dan mendengar suara rakyat petani terdengar dengan jelas. Pemerintah hanya bisa mempersiapkan karena ini adalah perubahan generasi bukan kepunahan petani di indonesia.

Pemerintah harus memberikan penghargaan buat petani muda dan mendukung mereka untuk maju dan berkembang. Buat pemasaran yang pasti, fokus pada SDM petani dan dukung serta hargai petani muda.

Petani yang sudah tua

Petani itu sudah tua, butuh pengganti dari anak muda. Mendengar itu seperti aneh dan membuat badan ini merasa malas untuk beranjak. Anak muda sudah tahu, bahwa pertanian butuh generasi muda, namun apa kepastian untuk anak muda jalankan, sedangkan perjalanan mereka masih panjang. Anak muda tidak tahu bahwa peluang didunia pertanian itu sangat cerah dan bisa membuat suatu penghasilan yang besar.

Petani tua menggunakan cara lama untuk berbudidaya tanaman serta pemasaran yang mereka jalankan, yaitu dengan cara menjual pada tengkulak. Berbeda dengan genarisi muda, mereka yang menciptakan pasar sendiri diatas pasar, jauh evektif dibandingkan dengan program pemerintah yang hanya sekedar program.

Jauh meninggalkan batas pencitraan dari produk atau komunitas yang berkumpul bahwa sebenarnya mereka saling berkaitan. Hampir tidak ada penghianat diantara petani sekarang, kelaparan tentang kesejahtraan yang membuat mereka rakus tentang anggaran pertanian yang sangat besar, memakan dan melahap seperti manusia jadi tikus.

Petani tua tidak cemas dengan generasi yang akan melanjutkannya karena mereka tahu betul akan berkembangnya dunia pertanian, mereka petani tua sudah tenang karena keseriusan generasinya dan satu hal yang akan terjadi yaitu petani tua akan menghilang karena usia.

Melebihi Batas Petani

Kita masih melihat ketidak mampuan para petani untuk meningkatkan hasil produksinya, ditambah dengan ketidak mampuan mereka untuk menentukan hasil produk yang mereka jual.

Bayangkan saja kalian punya sebatang emas, dan emas itu milik kalian. Kalian mau jual emas itu kepada konsumen, dan anehnya harga emas itu ditunjuk dan diberikan oleh konsumen.

Pilihannya, jika memang kalian butuh uang maka kalian akan menuruti harga dari konsumen, jika sadar bahwa itu adalah transaksi yang salah maka kalian tidak akan menjual emas kalian tanpa ada harga yang menurut kalian cocok.

Melebihi itu, generasi petani memiliki peran penting pada berputarnya ekonomi di negaranya sendiri. Menciptakan pasar secara mandiri dan membuat konsumen tergila-gila pada mereka karena kebutuhan yang benar-benar butuh, yaitu butuh makan.

Sekarang ini produk pertanian secara besar-besaran dijual tanpa ada manajemen yang baik dan kualitas mulai pasca panen sangat tidak menarik konsumen. Melebihi itu generasi petani mengetahui bagaimana solusi dan memuaskan konsumen mereka dengan pengetahuan dan bekal mereka dipengalaman.

Pemerintah cemas karena semakin berkurang petani di Indonesia, ini semua hanya pergantian generasi saja bukan hilang atau tidak ada, teruslah mengajak dan menjelaskan pada anak muda sampai mereka memahaminnya bahwa pertanian itu benar.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun