Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Fatamorgana Merah

8 Desember 2024   00:57 Diperbarui: 12 Desember 2024   12:15 21 0
Berjalan melintas di garis-garis batas
Telusuri rona jingga pelangi kian terkikis
Matahari putih membakar gumpalan darah:
yang tidak lagi menyala merah

Ada dahaga tersipu di tamparan debu
Seiring langkah melayang di atas lusuhnya sepatu
Dan senyum telah menjadi limpahan tuah:
dari rangkaian bunga yang menjadi sampah

Saat doa dan rindu telah menjadi sembilu
Satu dari mereka tetap menjadi candu
Matamu selalu menjadi juru bicara:
dari terjeratnya untaian mantra

Matahari tegak dengan senyumnya, enggan bersarang
Kita akan selalu bingkai bayang-bayang
Dari fatamorgana tetap berwarna merah:
menjadi jendela di tanah utara, surga yang basah


16 Oktober 24

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun