Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Logika dan Watak Akal

24 Oktober 2022   01:37 Diperbarui: 24 Oktober 2022   02:30 271 6
Mempelajari logika substansinya adalah 'upaya menemukan'. Hadirnya logika sebagai disiplin ilmu yang menyoroti akal dari aspek cara kerjanya (berpikir) adalah bukan untuk mengajarkan manusia berpikir. Karena secara apriori berpikir itu sendiri secara potensial ada bersama adanya manusia sebagai entitas yang berakal. Potensi berpikir dari akal, berikut segenap hukum-hukum yang mengikutinya mesti diandaikan secara apriori telah ada sejak manusia eksis (hadir) di Dunia. Karena jika tidak demikian, maka bukan saja logika sebagai disiplin ilmu dengan klaim utamanya 'menjaga manusia dari kesalahan berpikir' itu tidak ada. Tetapi juga akan berimplikasi pada tidak adanya semua ilmu, apakah itu ilmu-ilmu hakiki (filsafat, kedokteran, fisika, kimia dll.) atau ilmu-ilmu konvensional seperti, ilmu tata bahasa, hukum dan lainnya. Lebih dari itu, kita akan terkejut, jika diasumsikan bahwa 'berpikir dan hukum-hukumnya itu tidak ada secara apriori' maka konsekuensinya seluruh konklusi ataupun teori-teori yang diturunkan dari sebuah ilmu, apakah basisnya rasio atau pengalaman empiris dengan observasi dan eksperimen itu menjadi tidak bernilai (absurd).

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun