Ulasan dari perkataan Mukhlis El-Fahrie sebagai IKA PMII Kab Malang "Disuruh Pulang Sama Bapak" dan ternyata Pada Rapat Pleno Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (IKA-PMII) di Hotel Bidakara Jakarta, Rabu (18/3) kemarin juga membahas rencana kembalinya PMII menjadi salah satu badan otonom NU dan pada kamis, 19/03/2015 16:00, di publikasikan melewati situs resmi Nahdlatul Ulama (
http://www.nu.or.id/). Tentunya ini
menggelitik banyak pihak, wabil khusus adalah aktivis sejati yang militansi nya kepada PMII tanpa batas. arti
menggelitik disini apakah para tetua kita sudah kehilangan idealismenya sebagai PMII? apa mereka(NU) saking sayangnya kekita sehingga kita tidak boleh berjalan dan berkarya dengan tangan dan keringat sendiri? apa mereka baru menyadari ada  kekuatan yang lebih di dalam PMII yang apabila kekuatan itu di gerakan maka akan melumpuhkan sesuatu hal, dan ingin memanfaat kekuatan itu untuk kepentingan '
kedagingan' individual? bisa saja selama kita masih bersua dan komitmen terhadap independensi dan ada yang lebih sepakat pada kata interdependensi, mereka tidak bisa menyetir kita. dalam keadaan yang begini saja sudah banyak di senggol sana dan sini oleh mereka. bisa di bayangka jika nanti terkabul Dependensi PMII terhadap NU semakin merajalela intervensinya. meskipun garis instruktifnya tidak menunjuk langsung kepada PMII sebagai Banom -jika nanti benar-benar di jadikan Banom- tetapi sudah jelas bagaimanapun jugaada dibawah naungan NU, mau ataupun tidak mau PMII harus melakukan apa yang dikatakan oleh 'Bapak'-nya. bukankah ini akan menjadi suatu kemunduran bagi PMII yang sejak Munarjati, 14 Juli 1972. apakah ini yang di namakan pengikisan ideologi masaal secara formal?
akankah kita para mahasiswa akan kembali disetir oleh orang-orang yang berkepentingan pribadi dan golongan semata tanpa mempedulikan kepentingan riil masyarakat dewasa ini?
KEMBALI KE ARTIKEL