Sebuah pernikahan memang begitu lengkap dengan cobaan dan kebahagiaan. Pasang surut hubungan yang telah terikat dengan janji suci selalu saja tak jauh dari riak-riak kecil yang jika dibiarkan akan berubah menjadi sebuah ombak. Ombak bernama ujian ini memang datang tak terduga dan dalam bentuk yang macam-macam. Dari mulai masalah ekonomi, ketidakhadiran buah hati. Hadirnya orang ketiga, hubungan tidak harmonis dengan mertua dll.
Salah satu gejolak yang sering muncul dalam pernikahan adalah hadirnya pihak ketiga sebagai Pria Idaman Lain (PIL) atau yang sekarang ngetren disebut PEBINOR. Atau hadirnya Wanita Idaman Lain (WIL) atau yang lebih dikenal dengan PELAKOR. Apapun itu istilahnya yang jelas orang ketiga ini bagai bom waktu yang seketika bisa meledak dan meluluhlantakkan bahtera rumah tangga yang sudah susah payah dibina.
Pada dasarnya muncul gejala Pebinor dan Pelakor ini adalah karena kurang mampu memanage kualitas cinta, ketidakpekaan dalam memahami pasangan, dan ketidakpahaman akan makna pernikahan itu sendiri yang sangat erat kaitannya dengan kualitas keimanan dan ketakwaan masing-masing.
Munculnya pihak ketiga ini pun tak lepas dari pihak luar diri pasangan. Diantara faktor eksternal ini adalah: desakan ekonomi, pengaruh hubungan buruk dengan mertua, pengaruh pergaulan di lingkungan kerja atau pertemanan, pengaruh lingkungan masyarakat dan pengaruh informasi teknologi yang mempermudah hubungan ini.
Nah, di artikel kali ini saya akan membahas bagaimana cara menangkal kehadiran Pelakor dan Pebinor dalam sebuah rumah tangga. Apa sajakah hal yang bisa membuat kita terhindar dari ujian pernikahan ini?
1. Meningkatkan Kualitas Keimanan dan Ibadah
Agama adalah landasan pokok di mana seseorang bisa tentram dan mengendalikan nafsu. Agama juga yang menjadikan landasan terciptanya keluarga bahagia yang dihiasi dengan kasih sayang sebagai dasar dari ibadah itu sendiri.
Menikah adalah ibadah, bahkan ibadah yang menyempurnakan setengah dari agama seseorang. Sama-sama mendekatkan diri kepada Tuhan dengan ibadah inilah yang akan menjadi tameng utama dari berbagai godaan pernikahan.
2. Memelihara kualitas cinta
Sebuah pernikahan yang harmonis, akan terus tercipta karena ada kasih sayang yang tumbuh subur. Guncangan dari kehadiran pihak ketiga tentunya bukan tanpa sebab. Mulai lunturnya kualitas cinta pada pasangan bisa terjadi karena kurangnya memelihara kasih sayang itu sendiri.
Kualitas cinta dalam keluarga bisa dipupuk dengan saling menerima kekurangan pasangan, dan selalu menciptakan suasana yang nyaman. Jika sudah tercipta keduanya maka gempuran dari PIL dan WIL ini akan bisa diatasi.
3. Memanage gejolak nafsu
Sudah menjadi fitrah jika wanita atau pria diberikan hasrat untuk saling tertarik. Apakah itu berlangsung dalam sebuah hubungan yang sehat (pria dan wanita singel yang saling menyukai) atau dalam sebuah hubungan yang salah.
Keinginan untuk mencintai seseorang pada tempat yang salah inilah yang seyogyanya kita hindari. Mengendalikan nafsu dan menundukkan pandangan, kemudian kembali mengingat keluarga adalah hal yang paling baik.
Siapapun bisa berbuat seenak hati menuruti hasrat yang berasal dari bisikan setan. Namun, jika kita bisa mengarahkan ke hal yang lebih positif semuanya bisa terlewati. Kuncinya ingat ketika kita bersusah payah membangun mahligai pernikahan.
4. Ciptakan Komunikasi yang hangat
Komunikasi adalah hal pokok dalam sebuah hubungan pernikahan. Saling terbuka dan pengertian adalah kunci keluarga harmonis. Komunikasi dalam bentuk verbal ataupun tindakan. Terutama dalam hubungan suami istri. Sehingga akan tercapai kepuasan dan kebahagiaan yang menjadi faktor pencegah pasangan mencari kepuasan di luaran.
5. Prioritaskan keluarga dibanding menghabiskan waktu dengan teman
Ketika kita sudah menikah bukan berarti hubungan pertemanan atau pergaulan dengan sahabat dan kolega menjadi putus. Namun, kita harus bisa membedakan dan memprioritaskan waktu. Kebebasan dalam bergaul yang berlebihan justru akan mengundang kehadiran pihak ketiga.
Ingat jika kini kita sudah memiliki tanggung jawab lain baik sebagai istri ataupun suami. Jika keluarga sedang membutuhkan dan berkumpul dengan kolega hanya bersifat kurang penting. Lebih baik kita utamakan Keluarga terlebih dahulu.
Nah, itulah kiat-kiat menghindari kehadiran Pelakor dan Pebinor dalam sebuah keluarga. Bagaimana, Apakah Anda mempunyai tips khusus lainnya?