Mohon tunggu...
KOMENTAR
Inovasi

Benarkah Negara Ini Tak Lagi Tersenyum

24 Agustus 2012   09:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:23 101 1
DAN SAAT ITU PERANG SABIL YANG TERJADI SEBERAPA LAMA NEGERI  INI MENJADI DEWASA DAN BAGAI MANA JIKA NAFAS KEDUA  TIDAK KAU DAPATI Sekelumit penggalan puisi yang menceritakan perjalanan negariayang kaya nan indah.Kita hanya bisa merenung tanpa bisa berbuat apa-apa.Haruskah kita sebagai generasi muda diam tanpa ada tindakan dan reaksi atas apa yang terjadi di negara ini,negariayang kita cintai dan kita banggakan. Akankah Republik Indonesia ini musnah seperti Sriwijaya,Runtuh seperti Majapahit,dan terpecah seperti Mataram Islam.Sungguh ironis jika kita membayangkan kemasa lalu atas apa yang terjadi terhadap Kerajaan Nusantara.Apa yang sebenarnya terjadi terhadap kerajaan-kerajaan itu,benarkah perebutan wilayah,pejabat yang berebut kekuasaan,pejabat yang korup,rakyat yang memberontak atas ketidak adilan ataukah bencana alam. Negara ini telah menyediakan Sumber Daya Alam yang sangat melimpah sebagai modal untuk menghidupi penduduknya.Tinggal bagaimana pejabat negeri ini yang dipercaya untuk mengelola Sumber Daya tersebut untuk kemakmuran.Sesuai dengan pasal 33 ayat 3 UUD'45.Ketika Sumber Daya Alam tidak dikelola dengan baik dan benar apa yang terjadi,ya..mungkin bencana alam yang terjadi. Apakah negara ini berdiri dan merdeka atas nama partai,bagaimana ketika dinegara ini bertabur tabib-tabib Pemilu dengan mengumbar kenikmatan yang terkadang rakyat tidak mengerti apa itu Pemilu.Inikah yang diperjuangkan oleh para pejuang kita terdahulu untuk merdeka.Kita cukup puas atas apa yang di capai Negara ini. Sudah setengah abad lebih perjalanan negeri ini dengan berbagai macam kenikmatan,konflik,dan intrik.Maka, yang tidak mengerti bagaimana dengan apa dan cara apa suatu Negara akan memakmurkan rakyatnya.Ketidakpastian suksesi kepemimpinan, sikap plin-plan pemerintah dalam pengambilan kebijakan, ketidakpastian hukum dan keadilan yang terkorupsi. Krisis yang membuka borok-borok kerapuhan fundamental ekonomi.

Munculnya Pemerintahan yang tidak memiliki legitimasi, dan lebih sibuk dengan manuvernya untuk merebut hati rakyat dengan janji-janji partai. Pemburukan kondisi ekonomi, sosial,hukum dan politik menjadikan efek yang tak menentu di masyarakat. Bahkan memicu adrenalin masyarakat, yang sebelumnya terbilang tenang dan damai menjadi beringas. Kemarahan rakyatatas ketidak berdayaan pemerintah mengendalikan krisis di tengah harga-harga yang terus melonjak dan keadilan yang terkorupsi, segera berubah menjadi aksi protes, kerusuhan dan bentrokan berdarah.

Belum lagi ketika antar pejabat di negara ini yang mengklaim dirinya yang benar, konflik antar pejabat negara,persaingan memperoleh simpati,perebutan suatu perkara.Disinilah kebodohan dan tertinggalnya keterpurukan mental dan spiritual bangsa ini.

Bukalah mata seluas angkasa, dan hati yang murni bahwa masih ada cinta yang sempurna untuk Bangsa-Bangsa di Dunia melalui Negeri ini. Melalui pemikiran-pemikiran hal yang besar sebagai guratan alam yang akan mengukir wajah dunia dalam mencapai pencapaian tingkat peradaban tertinggi umat Manusia dalam membangun keseimbangan konstelasi Vertikal dan Horizontal bagian sebuah Negara Bangsa dan Agama yang Universal, tanpa pengotak-kotakan dan kemampuan menghujat dan meremehkan pihak yang lain, yang sesungguhnya untuk menunjukan ketakmampuan siapapun itu, apa yang disajikan disini adalah bagian untuk memajukan Kode etik, Adat dan Budaya yang Adiluhung. Bukan lagi pertikaian antar Partai dan Politikus yang tidak menunjukan citra dan citarasa bahasa yang tinggi, semrawut, yang menggambarkan buramnya sejarah Republik Indonesia NKRI 17-8-1945.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun