Senja menepi di puncak bukit, membawa seribu lara di dada, langkah kaki perlahan menjauh, mengejar redup lampu dan kegelapan. Aku ingin bersembunyi, menyepi di peraduan tanpa cahaya, tanpa kerlipan bintang dan senyum rembulan. Biar semua tahu, biar semua lena akan kisah nan setiap hari tergores para pujangga, hanya kisahku nan penuh nestapa, menggelepar dalam dunia tandus dan cadas, meski lukisan di romanku penuh warna, namun badai asmara, amukan taufan di dada bertahta.
KEMBALI KE ARTIKEL