Dalam kajian ilmu mantiq (filsafat), manusia juga dipahami sebagai binatang, cuma manusia dinamakan dengan hayawanun natiq, yaitu hewan yang memiliki kemampuan berbicara. Sekilas memang kita adalah binatang, bahkan jika moral kita hancur-hancuran maka predikat kita pun akan jauh lebih buruk dari binatang. Oleh karena itu, hayawanun natiq tentu perlu juga belajar dari hewan yang tidak memiliki kemampuan berbicara. Lalu, apa saja pelajaran yang dapat diambil dari binatang?