Seperti yang sudah kita ketahui, sektor pariwisata memiliki peranan yang penting sekaligus potensial untuk dapat dikembangkan sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi nasional, sumber bagi penerimaan devisa, dan meningkatkan produktivitas suatu negara, khususnya Indonesia yang memiliki segudang potensi untuk dapat dikembangkannya sektor pariwisata itu sendiri.Â
Sektor pariwisata adalah salah satu sektor strategis dalam pembangunan kepariwisataan sebagai bagian dari pembangunan nasional, di mana pembangunan itu memiliki tujuan yaitu sebagai strategi untuk dapat meningkatkan pendapatan masyarakat serta menciptakan suatu kesejahteraan.Â
Namun, di samping itu tidak dapat dimungkiri bahwa pariwisata juga dapat memberikan dampak buruk, salah satunya bagi lingkungan alam dari adanya pariwisata konvensional.
Apa itu pariwisata konvensional?
Pariwisata konvensional adalah bentuk wisata yang tidak selalu terencana sebagai suatu konservasi (peningkatan sumber daya), kurang adanya manfaat yang cukup dirasakan oleh masyarakat setempat, dan biasanya bersifat merusak lingkungan secara cepat. Menurut Suwantoro (2001:76) adapun ciri-ciri dari pariwisata konvensional, antara lain:
1. Kegiatannya dalam jumlah besar (mass tourism),
2. Sebagian dikemas dalam satuan paket wisata,
3. Pembangunan sarana dan fasilitas kepariwisataan berskala besar dan mewah serta,
4. Memerlukan tempat-tempat yang strategis dengan tanah yang cukup luas.
Kemudian, sebagai suatu sektor yang diharapkan keberadaanya dalam jangka panjang, maka sudah seharusnya industri pariwisata dikembangkan dengan mempertimbangkan berbagai aspek untuk meminimalisasi seperti adanya eksploitasi lingkungan yang berlebihan, salah satunya yaitu dengan menerapkan konsep dari pariwisata berkelanjutan.
Apa itu pariwisata berkelanjutan (suistainable tourism) ?
Pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism) adalah pariwisata yang berkembang sangat pesat, seperti adanya pertambahan arus kapasitas akomodasi, populasi lokal dan lingkungan, di mana perkembangan yang ada seharusnya tidak akan membawa dampak buruk dan dapat menyatu dengan lingkungan sekitar. (I Nyoman Sukma Arida, 2017).
Apa tujuan dari konsep pariwisata berkelanjutan?
Secara garis besar, sektor pariwisata memiliki tiga dampak utama yang dapat dikategorikan ke dalam aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial. Di mana pada umumnya, aspek ekonomi biasanya selalu berdampak positif, sedangkan aspek lingkungan yang akan mendapat sisi negatifnya, serta aspek sosial yang merupakan kombinasi dari keduanya.
Kemudian, tujuan utama dari pariwisata berkelanjutan adalah untuk dapat mengurangi dampak pariwisata terhadap masyarakat lokal dan lingkungan. Hal ini berarti memanfaatkan sumber daya secara optimal untuk menghindari konsumsi yang berlebihan. Singkatnya, adanya pariwisata berkelanjutan seakan dapat menjamin agar masa depan pariwisata dalam jangka panjang menjadi lebih layak dan dicapai melalui pendidikan serta perubahan dari konsep sebelumnya yang banyak terjadi, yaitu pariwisata konvensional.
Lalu, mengapa pengembangan pariwisata berkelanjutan (suistanable tourism) penting?
Hal ini mengingat bahwa pengembangan pariwisata berkelanjutan memiliki tujuan utama, yaitu berusaha tidak mengeksploitasi sumber daya lingkungan secara masif atau dapat dikatakan bahwa inti dari adanya pariwisata berkelanjutan adalah tentang cara memaksimalkan dampak positif serta meminimalkan dampak negatif dari keberadaan pariwisata itu sendiri.Â
Pemerintah melalui PeraturanPemerintah melalui Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan, pada dasarnya telah menetapkan empat kategori untuk destinasi pariwisata berkelanjutan yang diterapkan di Indonesia, antara lai :
1. Pengelolaan destinasi pariwisata berkelanjutan. Di mana perencanaan pariwisata harus mampu untuk menjaga tingkat kepuasan wisatawan serta memastikan keselamatan dan keamanannya.
2. Pemanfaatan ekonomi bagi masyarakat lokal. Pembangunan pariwisata harus bisa menjamin adanya peningkatan perekonomian dengan melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan dan pemanfaatan tempat wisata.
3. Pelestarian budaya bagi masyarakat dan pengunjung. Pembangunan pariwisata harus didasari dengan menghormati nilai-nilai sosiobudaya komunitas tempat dibangunnya destinasi wisata serta pelestariannya.
4. Pelestarian lingkungan. Tujuan perencanaan pariwisata berkelanjutan adalah tidak lain, yaitu untuk memanfaatkan sumber daya lingkungan yang ada (flora dan fauna) secara optimal serta tetap mempertimbangkan kondisi lingkungan dan risiko yang dapat ditimbulkan.
Beberapa contoh destinasi wisata berkelanjutan di Indonesia
Situs Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengatakan bahwa setidaknya terdapat lima destinasi wisata di Indonesia yang telah menerapkan konsep dari pariwisata berkelanjutan, meliputi:
1. Taman Nasional Baluran
2. Taman Nasional Ujung Kulon
3. Sangeh Monkey Forest
4. Punti Kayu Palembang
5. Umbul Ponggok
Dengan demikian, meskipun pariwisata merupakan sebuah sektor yang memiliki perkembangan cukup pesat, tetapi tidak seharusnya dapat menimbulkan berbagai kemungkinan dampak negatif sehingga diperlukan adanya upaya perencanaan yang matang. Â
Oleh karena itu, sudah seharusnya bahwa pemerintah menaruh fokus perhatian pada konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan, mengingat dengan adanya suatu perencanaan yang baik maka akan terlindungi pula aset - aset penting yang terkait dengan pariwisata bagi keberlangsungan kesejahteraan pada masa yang akan datang.