Menurut sejarahnya wayang beber kali pertama mulai berkembang dan menjadi populer yaitu di wilayah jawa bagian timur yaitu pada abad ke 14 dalam era kerajaan majapahit menurut serat centhini disebutkan bahwa ternyata wayang beber telah eksis semenjak abad ke 13 awalnya seni pertunjukan ini dipercaya sebagai ritual yang berhubungan dengan leluhur dan merupakan bagian dari upacara pernikahan kelahiran dan ruwatan namun kini wayang beber selanjutnya memasuki bidang yang lebih luas yaitu sebagai seni pertunjukan dan juga hiburan.
Berbeda dengan wayang kulit dan juga wayang orang yang menitikberatkan hiburannya pada gerakan sebagai daya tarik utamanya wayang beber sangat bergantung padang kemampuan dan juga kelihayan dalang wayang beber dalam membawakan cerita yang dibawakan bisa dibilang bahwa wayang beber adalah teknik bercerita yang menggunakan gambar diam atau gambar yang tidak bergerak yang hanya diiringi dengan suara gamelan yang sederhana.
Bila dalang wayang kulit dan wayang orang gerakan adalah pada objek yang dimainkan dalam wayang beber malah sang dalang lah yang menghidupkan cerita dengan narasinya yang menarik dan atraktif karena tidak ada orang yang mampu bertahan duduk sekian lama kecuali jika ada dalang yang bisa menarik perhatian para penonton tentu saja bila gaya berceritanya membosankan atau monoton para penonton pasti akan segera pergi meninggalkan sasana kesenian wayang beber tersebut.