Berbicara tentang obat atau vaksin Covid-19 atau virus Corona semua masih tanda tanya, hanya simulasi terhadap variabel yang labil dan tidak pasti. Hanya pendapat yang masih bisa dilakukan para ahli untuk menenangkan situasi. Sosialis distancing dan phsical distancing jika benar bisa dilakukan maka kita akan bisa memprediksi untuk mengendalikan wabah covid-19.
Puluhan juta rakyat dengan puluhan juta pemikiran dan kepentingan yang ada sangat kecil kemungkinan bisa diarahkan dengan aktivitas yang monoton setiap hari. Seperti stay-at-home PSBB, pembatasan sosial dan kegiatan di rumah, belum lagi banyaknya orang yang memenangkan keimanan yang sempit daripada logika keimanan yang besar.
Kalau pemerintah, menteri, bupati, Walikota ataupun pejabat pemerintah lainnya tidak menaati terhadap aturan yang telah ditetapkannya sendiri, bagaimana mungkin rakyat jelata yang mencari nafkah hari ini untuk hari ini atau untuk besok bisa diharapkan untuk ikut andil melakukan kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan oleh pemerintah.
Bagaimana mereka bisa mencari makan ketika hari ini tidak kerja dan tidak mendapatkan penghasilan, mereka lebih memilih kegiatan yang sekiranya bisa menghasilkan kebutuhannya. Masyarakat lebih memilih bergerak di ranah kepastian daripada ketidakpastian.
Mereka lebih memilih risiko daripada mereka mengikuti himbauan ataupun peraturan pemerintah, yang mana peraturan tersebut merugikan setiap rakyat yang tidak mampu secara finansial.