Akhirnya saya membulatkan tekad untuk meninggalkan perusahaan tempat saya bekerja sejak tahun 2012 setelah mendapat telefon dari seorang teman kalau salah-satu caleg DPR RI sedang membutuhkan saya untuk menjadi Sekretaris Pribadinya. Padahal saat itu saya sedang perang argumentasi dengan bagian personalia tentang salah-satu pasal dalam kontrak tentang kemacetan produksi perusahaan yang berimbas pada
salary karyawan. Saya berhenti mengeluarkan argument yang memojokkan dan bergegas mengakhiri pertemuan yang tidak produktif tersebut. Saya tahu keputusan pada saat itu pasti akan berakhir di sisi meminimalisir pengeluaran perusahaan, tapi target terpenting saya adalah bagaimana indahnya menyaksikan orang yang berargument dengan latah.
KEMBALI KE ARTIKEL