Mohon tunggu...
KOMENTAR
Segar Pilihan

Berbuka dengan yang Manis, Ikuti Anjuran atau Kebiasaan?

14 April 2023   22:26 Diperbarui: 14 April 2023   22:29 832 28
Acapkali kita mendengar ujaran: Dianjurkan berbuka dengan yang manis! Iya, kan?

Nah, kata manis itu kemudian menjadi multitafsir! Alasannya?

Sebagian, ada yang memaknai, manis itu adalah rasa manis alami. Semisal berasal dari manis buah-buahan atau madu!

Hal ini, berpijak pada kebiasaan rasulullah yang hanya berbuka dengan buah kurma yang sudah matang. Dan, itu dipastikan manis.

Sebagian lagi sepakat. Manis itu, tak harus manis alami, bisa juga manis buatan! Semisal beragam produk yang acapkali ditemui saat berbuka puasa.

Sing penting manis! Tak harus rasa manis alami. Apatah lagi, tak semua orang bisa mendapatkan itu, kan?

Malah, ada yang bikin plesetan. Pokoke berbuka dengan yang manis-manis!

Parafrase yang manis-manis ini, disandarkan pada pacar atau pasangan. Ahaaaay....

Namun, terlepas dari keriuhan memaknai kata manis. Semua nyaris sepakat. Saat berbuka puasa, lebih bagus jika lebih dulu menikmati yang manis-manis.

Secara ilmu pengetahuan, itu hal logis!

Ketika berpuasa, asupan nutrisi tubuh tentu saja terbatas, karena menahan dari makan dam minum lebih dari 12 jam.

Jika orang berpuasa, dan tetap melakukan aktivitas sebagaimana biasa. Maka, butuh keseimbangan bahkan penggati dari pembakaran kalori yang dikeluarkan saat berpuasa.

Makanan yang manis, mengandung glukosa, yang akan berubah bentuk menjadi kalori. Hal yang dibutuhkan bagi tubuh, apatah lagi saat berpuasa.

Maka dari itu, saat berbuka kita dianjurkan untuk memgkonsumsi penganan yang manis.

Terus, walaupun sering mendengar anjuran tersebut, atau mengerti manfaat berbuka dengan yang manis saat berpuasa.

Kekadang, tetap saja ketika tiba saatnya berbuka, adakalanya anjuran itu tak selalu dikerjakan, tah?

Malah latah Back to Basic! Hiks...

Seperti video yang kuunggah di Instagram berikut ini.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun