Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Artikel Utama

Matahari pun Tak Ingin Terlahir Sepi

4 Juni 2022   18:58 Diperbarui: 10 Juni 2022   22:05 484 71
Tak ada kata akhir.
Cerita demi cerita terlahir. Dan, kembali cerita demi cerita terukir. Kemudian, satu-persatu menjelma sebagai rahim. Seperti parade pergantian musim.

Seharusnya kau tahu. Rintik hujan tak akan mampu meredam tangisan kemarau.

Tak ada jejak tunggu.
Di balik tirai senja, selarik merah saga tak lagi menepi. Membiarkan bulir-bulir bening, tenggelam di samudera hening. Seperti ketukan pinta dalam doa.

Seharusnya kau mengerti. Matahari pun tak ingin terlahir sepi.

Dan, ketika kata-kata terpenggal di antara tafsiran para sufi. Seperti cermin diri, tak lagi ada sedetik waktu untuk sembunyi.

Kau betah bertahan dalam sunyi?

Curup, 04.06.2022
zaldychan

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun