Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Dinding Zaman

20 Mei 2022   19:52 Diperbarui: 20 Mei 2022   20:00 311 58
Pada halaman buku yang lusuh, kau tulis tentang setangkai mawar yang rekah: "Mawar tak pernah melantamkan aromanya, tapi semerbak harum mawar itu tersebar di sekitarnya."

Akupun ingin menjadi sekuntum mawar.

Pada sehelai potret usangmu, kubaca sebaris petuahmu: "Jangan pernah meninggalkan sejarah!"

Kau tak pernah tahu. Ketika itu, akupun ingin menoreh sejarah.

Pada setiap dinding zaman, orang-orang asik berbincang tentang kawan, lawan dan pahlawan. Namamu pun masih berjajar di barisan terdepan.

Aku segera menekan ingin. Namun, menyimpan satu pertanyaan: Apatah sempat terpikir, kau memilih kawan dan memilah lawan agar menjadi pahlawan?

Curup, 20.05.2022
zaldychan
#Harikebangkitannasional2022
Catatan: (huruf miring) adaptasi kalimat Bung Karno

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun