Kau mengingat pagimu?
Angin siang sesekali menerpa. Bukan muara makna di antara deretan kisah-kisah legenda. Tapi butiran abu dari sisa asa yang terbakar duka. Pada titik persinggahan dari letih rasa yang memangku luka.
Kau masih menyimpan luka?
Senjaku menyulam ulang jejak-jejak airmata. Menjadi selubung suci menara sunyi dari gulir waktu yang berjeruji. Menepi di titian tunggu. Berdebu.
Kau?
Curup, 2022
Zaldy Chan