Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Puisi: Ode di Simpang Tugu

10 November 2021   19:21 Diperbarui: 10 November 2021   19:46 398 54
[Pukul Sepuluh di Simpang Tugu]

Seorang lelaki berdiri beku
Tangan kanan menggenggam bambu berujung lancip menatap langit
Satu jari tangan kiri menunjuk tubuh-tubuh rapuh yang terlatih meratapi rasa sakit

[Kendaraan beroda datang dan berhenti. Kendaraan beroda lalu lalang dan kembali]

Tubuh-tubuh rapuh tergesa berlari Menggendong ukulele, bertepuk tangan dan tercekik melantangkan bunyi:

Duduk sama rata, berdiri tanpa raja
Inilah kami yang selalu bersama
Suka dan duka kami lewati
Senyum dan canda kami lalui


**

[Pukul sebelas Di Simpang Tugu]

Tubuh-tubuh rapuh menunggu
Berharap waktu tak pernah melaju
Ukulele dipeluk dengan tangan berdebu
Mulut dikunci agar tetap membisu
Menatap ragu wajah-wajah ceria yang berlindung di bawah lelaki beku.

[Kendaraan beroda datang dan memutar arah. Kendaraan beroda lalu lalang untuk menjauh]

Wajah-wajah ceria mengepal tinju ke udara. Serentak berteriak menantang dipandu pengeras suara:

Wahai orang-orang yang terhornat
Jabatan tak pernah sampai kiamat
Jangan diam dan membisu
Kau pikir kami batu?


***

[Di Simpang Tugu]

Matahari perlahan beranjak sore
Tubuh-tubuh rapuh diam-diam memetik ukulele
Wajah-wajah ceria merapal sendu nada bermakna ode: Pahlawan bangsa

[Kendaraan beroda berlalu lalang tak ingin berhenti]

Di kejauhan
Kutatap lelaki yang berdiri beku
Terbesit satu bisikan gagu: Mereka mengenalmu?

Curup, 10.11.2021
Zaldy Chan

Catatan:
Duduk sama rata berdiri tanpa raja, lirik lagu yang dipopulerkan MaraFM


KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun