Kelam tak menyisakan cahaya rembulan. Biasnya ditelan denting gerimis di halaman. Mataku menjejaki satu titik persinggahan. Ketika jemarimu menari di sela-sela butiran hujan. Dulu.
Kabut sunyi masih enggan beranjak pergi. Membiarkan lelap hari lupa memeluk pagi. Aku menggenggam diam yang merajam luka. Kau memapah diam yang merajah duka. Air mata.
Malam tanpa rembulan, dan gerimis tanpa hujan. Menjadi abu perjalanan kenangan, yang tak ingin kau tinggalkan.
"Anakku di sana, kan?"
Matamu menatap wajah langit yang pahit. Sepasang lenganmu berayun pelan menimang. Aku terpaku menimbang gamang.
Curup, 10.07.2021
Zaldy Chan