Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe Pilihan

Caraku Mengolah Rasa Menjadi Kata

28 Mei 2021   17:17 Diperbarui: 28 Mei 2021   18:07 393 51
"Abang berangkat, Yah!"
"Jaga diri, Nak!"


Seusai hujan. Hari ini, pukul 13.39 waktu Curup. Dua kalimat percakapan itu diakhiri pelukan. Bukan lagi sebagai ayah dan anak, tapi pelukan dua orang lelaki.

Mataku menatap punggung si Sulung. Tubuhnya perlahan ditelan Bus antar kota antar Propinsi. Kota Padang, berjarak tempuh 19 jam perjalanan via darat. Melintasi 4 Propinsi. Bengkulu, Sumatera Selatan, Jambi dan Sumatera Barat.

Lelaki itu, belum menginjak 17 tahun dalam hitungan usia. Telah dua tahun berlatih menjadi pengembara. Bersiap melengkapi kisi-kisi kehidupan untuk menjadi lelaki. Belajar menerima risiko di tanah rantau, dari keputusan dan keinginan sendiri.

Aku tak tahu. Apakah anakku akan mengikuti alur kehidupan yang kulalui dulu, atau memilih menempuh jalur perjuangan yang benar-benar baru seujung mampu?

Pilihanku adalah, memenuhi kewajibanku sebagai Ayah. Dan, berharap si Sulung menjalankan perannya sebagai anak. Jika lebih dari itu? Kutitipkan asa dan doa padaNya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun