Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Artikel Utama

Puisi | Menimba Kata

11 Agustus 2020   23:59 Diperbarui: 17 Agustus 2020   21:46 324 69
Langit kota resah dihujani kata-kata.
Bukan lagi polusi karbon dioksida pabrik-pabrik kimia. Tak pula emulsi karbon monoksida kendaraan-kendaraan beroda, atau kebakaran pemukiman kumuh yang sebabkan ampas karbon tetraklorida.

Kata-kata lahirkan banjir cerita. Menghanyutkan seribu satu berita juga derita. Membasahi lelah suka sekaligus membasuh duka.

Kota telah banjir ribuan kata-kata.
Tak terganti. Ia setia mengairi jalan-jalan asa, menggenangi gang-gang putus asa. Tak berhenti, ia sentiasa menutupi selokan-selokan lupa, dan membongkar timbunan-timbunan luka.

Kata-kata mengalir tak terhingga. Mengajak serta benih hajat serta hujat. Alam tak lagi tempat belajar, tapi mengajar sekaligus menghajar.

Ketika kata-kata menenggelam kota, kita kehilangan kata-kata. Ketika kota sibuk mencari cara, kita sibuk menimba kata.

Kau masih ingat berdoa?

Curup, 11.08.2020
zaldychan

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun