Sesekali wajah itu menengadah ke langit!
Mata itu kembali mengawasi jalan. Berharap menyapa satu, dua bahkan banyak kendaaan. Namun hirau mengajak harap kembali bersembunyi. Menikmati alur kehidupan tak seperti mimpi.
Wajah itu menatapku. Menyajikan satu senyuman lesu. Di antara kilatan mata yang menelan ragu. Hingga satu lontaran kalimat kelu menyapa kaku,
"Beli buah, Bang?"
Tetiba wajahku menghadap langit. Berjanji menelan rasa sakit.
Curup, 02.03. 2020
zaldychan